TEMPO.CO, Bandung - Pasien meninggal akibat infeksi virus corona COVID-19 di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung ternyata berjumlah dua orang. Informasi tentang pasien meninggal kedua diberikan belakangan meski keduanya meninggal pada hari yang sama, Kamis 19 Maret 2020.
Pasien meninggal kedua adalah pria berusia 41 tahun yang disebutkan meninggal Kamis malam, pukul 22.05 WIB. Dia menyusul pasien pertama yang meninggal di ruang isolasi rumah sakit itu, juga pria, usianya 53 tahun, pada siang pukul 12.20 WIB.
Jika pasien pertama disebutkan warga Kabupaten Bandung yang datang dari Rumah Sakit Umum Daerah Ujung Berung, pasien yang kedua tak disertai keterangan yang sama. Pun dengan informasi seputar kematiannya, apakah terkait dengan keberadaan penyakit lain atau tidak.
Direktur Perencanaan Organisasi dan Umum RS Hasan Sadikin, M. Kamaruzzaman, tidak bersedia memberikan keterangannya. Dia hanya menuturkan kalau sampai Jumat sore 20 Maret 2020, RS Hasan Sadikin Bandung merawat 17 orang pasien dalam pengawasan. Sebanyak delapan diantaranya positif terinfeksi COVID-19, terdiri dari lima orang lelaki dan tiga orang perempuan.
Petugas medis menggunakan pakaian pelindung saat mengontrol ruangan khusus untuk wabah Virus Corona di Ruangan Isolasi Infeksi Khusus Kemuning Rumah Sakit Dokter Hasan Sadikin (RSHS), di Bandung, Jawa Barat, Jumat, 24 Januari 2020. RSHS menyiapkan ruangan inap khusus dengan lima tempat tidur serta Tim Dokter dan petugas medis khusus yang siap siaga jika ada pasien suspek atau terinfeksi Virus Corona. ANTARA
Jumlah yang positif hari ini bertambah seorang perempuan. “Tapi seorang pasien ada yang sudah negatif dan pulang hari ini,” kata Kamaruzzaman, Jumat 20 Maret 2020.
Hari ini ada 51 orang dalam pengawasan yang memeriksakan diri ke Instalasi Gawat Darurat dan bagian Rawat Jalan. Total jumlah orang dalam pengawasan yang periksa ke RSHS Bandung kini 189 orang.
Direktur Utama RSHS Bandung Nina Susana Dewi mengatakan pihaknya tidak melayani tes virus corona pada pasien umum. Alasannya, reagen atau bahan pemeriksanya masih terbatas. “Yang ada baru tes kesehatan, belum ada tes COVID-19,” ujarnya.