TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno berita hari ini, Jumat 20 Maret 2020, seluruhnya terkait wabah virus corona COVID-19. Dimulai dari topik tentang seorang pasien yang positif terinfeksi dan belakangan dinyatakan meninggal di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Lelaki berusia 53 tahun itu menjadi pasien ruang isolasi pertama yang meninggal di rumah sakit itu.
Berita terpopuler berikutnya, para peneliti dan dokter di banyak negara maju terus menggunakan obat-obatan eksperimental sementara vaksin COVID-19 belum tersedia. Obat-obatan itu mulai dari antivirus yang sedang diuji untuk jadi obat ebola hingga yang obat-obatan yang biasa digunakan untuk mengobati rheumatoid arthritis, malaria, flu, dan HIV, yang dianggap potensial mengerem penularan virus.
Lainnya, dua perawat dari Rumah Sakit Universitas Kedokteran Shanxi, Cina, menciptakan alat bantu uji swab pasien sehingga tidak membahayakan tim medis. Berikut tiga berita terpopuler di kanal Tekno sepanjang hari ini:
1. COVID-19: Pasien Pertama Meninggal di Bandung Punya Penyakit Lain
Seorang pasien yang positif terinfeksi virus Corona COVID-19 dinyatakan meninggal di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Kamis siang pukul 12.20 WIB. Lelaki berusia 53 tahun itu menjadi pasien ruang isolasi pertama yang meninggal di rumah sakit itu.
“Karena COVID-19 tapi ada penyakit lain,” kata Direktur Medis dan Keperawatan RSHS Bandung Nucki Nursjamsi Hidayat, Jumat 20 Maret 2020.
Menurut Nucki, pasien yang meninggal itu rujukan dari Rumah Sakit Umum Daerah Ujung Berung, Kota Bandung. Pasien itu telah menjalani perawatan di RS Hasan Sadikin Bandung beberapa hari.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Rita Verita mengatakan pasien itu bukan warga Kota Bandung. “Masuknya Margahayu Utara daerah Cileunyi Kabupaten Bandung,” ujarnya Jumat 20 Maret 2020.
2. Ini Daftar 6 Obat Eksperimen Sembuhkan Pasien Corona, Choloroquine Termasuk
Di Indonesia, sejumlah bahan obat alami dimunculkan dan direkomendasikan untuk menghadang serangan wabah COVID-19. Sejumlah bahan alami itu diharap dikonsumsi dibarengi gaya hidup sehat dan higienis serta perilaku yang mengikuti imbauan pemerintah, seperti menjaga interaksi sosial atau social distancing.
Itu dilakukan sambil menunggu hasil riset mencari vaksin untuk infeksi virus corona jenis baru tersebut. Para peneliti dan dokter di banyak negara maju sendiri terus menggunakan obat-obatan eksperimental sementara vaksin itu belum tersedia.
Obat-obatan itu mulai dari calon obat ebola hingga yang biasa digunakan untuk mengobati rheumatoid arthritis, malaria, flu, dan HIV. Mereka dianggap potensial mengerem penularan virus yang pertama kali merebak di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina, itu.
3. Perawat di Wuhan Temukan Alat Uji Swab, Aman dari Infeksi Corona
Dua perawat dari Rumah Sakit Universitas Kedokteran Shanxi, Cina, menciptakan alat pembantu uji swab pada pasien diduga terpapar virus corona, sehingga tidak membahayakan tim medis.
Alat pelindung untuk pengambilan sampel usap tenggorokan itu terbuat dari polipropilena transparan dengan panjang 14 cm dan lebar 13 cm, memiliki lubang dengan diameter 8 mm agar alat usap dapat melewatinya. Di sisi pasien adalah spatula lidah dengan panjang 7 cm dan lebar sekitar 1 cm, yang sesuai untuk kebanyakan orang.
Dengan tangan kiri memegang pelindung plastik transparan yang menutupi mulut pasien, dan tangan kanan menempelkan sebuah alat usap (swab) melalui pelindung ke dalam mulut pasien, seorang perawat di rumah sakit Wuhan berhasil mengumpulkan sampel usap tenggorokan hanya dalam waktu 20 detik.