Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Corona Menyebar di Udara Berbentuk Aerosol, Dokter: Pakai N95

image-gnews
Sebuah pesan yang bertuliskan masker dan N95 habis, saat terpampang di kaca pintu toko peralatan medis di Manila, Filipina, 31 Januari 2020. REUTERS/Eloisa Lopez
Sebuah pesan yang bertuliskan masker dan N95 habis, saat terpampang di kaca pintu toko peralatan medis di Manila, Filipina, 31 Januari 2020. REUTERS/Eloisa Lopez
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah penelitian terbaru mengungkap bahwa virus corona COVID-19 dapat bertahan di udara dalam partikel yang dikenal sebagai aerosol. Dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Persahaban Erlina Burhan menerangkan, aerosol terjadi hanya ketika petugas kesehatan melakukan pemeriksaan.

Menurutnya, aerosol tidak terjadi di tempat umum, karena yang menghasilkan aerosol hanya terjadi di fasilitas perawatan medis. “Untuk mencegah pada saat terjadi aerosol ya sebaiknya memakai masker N95, fasilitas petugas kesehatan harus ditingkatkan untuk pencegahan penularan,” ujar dia melalui sambungan telepon, Senin, 23 Maret 2020.

Sebelumnya penelitian mengungkapkan, virus corona SARS-CoV-2 dapat bertahan hidup di udara selama beberapa jam dalam partikel halus aerosol. Penelitian itu juga menyebutkan, COVID-19 dapat dideteksi hingga 3 jam setelah aerosolisasi dan dapat menginfeksi sel sepanjang periode waktu itu.

Erlina yang juga peneliti dari Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu mengatakan, aerosol hanya terjadi di situasi khusus. “Itu (aerosol) bukan sesuatu yang terjadi begitu saja, hanya berlaku untuk petugas (kesehatan),” kata dia menegaskan.

Penelitian itu pertama kali diposting 10 Maret di database preprint medRxiv, masih merupakan penelitian awal, karena belum mengalami peer-review yang luas. Para peneliti menerima komentar dari satu jurnal ilmiah prospektif, dan memposting versi terbaru dari penelitian pada 13 Maret yang mencerminkan revisi.

Dengan asumsi hasil awal ini, transmisi aerosol dari SARS-CoV-2 tampaknya masuk akal, tulis para penulis - tetapi beberapa pertanyaan kunci tetap tidak terjawab. Salah satu peneliti yang merupakan mahasiswa pasca sarjana dari Departemen Ekologi dan Biologi Evolusi dari Universitas Princeton, Dylan Morris, menjelaskan penelitiannya menjadi sesuatu yang bisa dimodelkan di masa depan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kami masih belum tahu seberapa tinggi konsentrasi SARS-CoV-2 yang layak dalam praktek untuk menginfeksi manusia," tutur Morris kepada Live Science melalui email.

Menurut Morris, aerosolisasi kemungkinan terjadi dalam pengaturan perawatan kesehatan, dan tidak terjadi dalam kondisi sehari-hari yang umum. Selama wabah SARS pada 2002-2003, aerosol mendorong serangan penyebaran virus yang parah dalam pengaturan perawatan kesehatan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga sedang mempertimbangkan tindakan pencegahan melalui udara untuk staf medis setelah studi itu muncul. Maria Van Kerkhove, kepala unit penyakit dan zoonosis WHO, pada hari Senin, 16 Maret 2020 mengatakan, virus corona diketahui ditularkan melalui tetesan, atau sedikit cairan, sebagian besar melalui bersin atau batuk.

Menurutnya, sangat penting bahwa petugas kesehatan mengambil tindakan pencegahan tambahan ketika bekerja pada pasien dan melakukan beberapa prosedur. “Ketika Anda melakukan prosedur yang menghasilkan aerosol seperti di fasilitas perawatan medis, Anda memiliki kemungkinan melakukan aerosolisasi partikel-partikel ini, yang berarti virus dapat tinggal di udara sedikit lebih lama,’ katanya menambahkan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

22 jam lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa


KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

1 hari lalu

Bupati Muna (nonaktif), Muhammad Rusman Emba, menjalani pemeriksaan lanjutan, di gedung KPK, Jakarta, Jumat, 19 Januari 2024. Muhammad Rusman, diperiksa sebagai tersangka dalam pengembangan penyidikan perkara dugaan tindak pidana korupsi pemberian hadiah atau janji terkait pengajuan Dana Pemulihan Ekonomi Nasional daerah Kabupaten Muna Tahun 2021 - 2022 di Kementerian Dalam Negeri. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.


Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

7 hari lalu

Ilustrasi kemacetan arus mudik / balik. TEMPO/Prima Mulia
Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.


Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

8 hari lalu

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi didampingi Dirjen Perhubungan Darat Hendro Sugiatno(kanan) dan Dirjen Perkeretaapian Mohamad Risal Wasal (kiri) menyampaikan keterangan pers usai rapat koordinasi di Kantor Otoritas Bandara Wilayah IV, Badung, Bali, Minggu, 31 Desember 2023. Kementerian Perhubungan bersama berbagai pihak terkait melakukan evaluasi usai kemacetan parah pada Jumat malam (29/12) serta menyiapkan sejumlah rencana dan skema untuk mengantisipasi kemacetan khususnya selama masa libur tahun baru di jalan akses sekitar Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.


Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

11 hari lalu

Sejumlah calon penumpang pesawat antre untuk lapor diri di Terminal 3 Bandara Sekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu 19 April 2023. PT Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara Soekarno Hatta memprediksi puncak arus mudik lewat bandara Soetta terjadi mulai H-3 atau Rabu (19/4) dengan pergerakan pesawat yang terjadwal mencapai 1.138 penerbangan dengan total penumpang 164.575 hingga H-1 atau Jumat (21/4). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

AP II mencatat jumlah penumpang pesawat angkutan Lebaran 2024 di 20 bandara yang dikelola perusahaan meningkat sekitar 15 persen.


Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

12 hari lalu

Aktivitas pekerja di pabrik obat PT Indofarma (persero) Cibitung, Bekasi, Selasa (10/04). PT Indofarma akan melakukan investasi sebesar Rp 100 milliar untuk mengembangkan produksi generik dan herbal dan memenuhi kebutuhan bahan baku yang saat ini 90% masih Impor. TEMPO/Dasril Roszandi
Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

Indofarma ambruk karena salah perhitungan kapan pandemi COvid-19 berakhir, sehingga banyak obat sakit akibat virus corona tak terjual


Epidemiolog: Kasus Flu Singapura Bisa Bertambah Karena Idul Fitri dan Mudik Lebaran

13 hari lalu

Sejumlah pemudik menunggu jadwal keberangkatan kereta dari Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Jumat, 5 April 2024. Sebanyak 17.994 orang meninggalkan Kota Jakarta melalui Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, untuk mudik ke kampung halaman ke berbagai daerah pada H-5 Lebaran. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Epidemiolog: Kasus Flu Singapura Bisa Bertambah Karena Idul Fitri dan Mudik Lebaran

Jumlah kasus flu Singapura bisa bertambah lagi seiring momentum Idul Fitri dan mudik Lebaran yang membuat intensitas pertemuan di masyarakat meninggi.


Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

14 hari lalu

Flu Singapura.
Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

Vaksin untuk menangkal penyebaran flu Singapura belum ada di Indonesia, padahal tingkat penyebaran dan infeksinya cukup signifikan mengalami lonjakan.


Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

16 hari lalu

Ilustrasi virus flu. freepik.com
Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

Diyakini kalau seluruh kasus Flu Singapura di Indonesia menginfeksi anak-anak. Belum ada kasus orang dewasa.


Restrukturisasi Kredit Berakhir, Bank Mandiri: Sebagian Debitur Terdampak Telah Masuk Tahap Normalisasi

17 hari lalu

Restrukturisasi Kredit Berakhir, Bank Mandiri: Sebagian Debitur Terdampak Telah Masuk Tahap Normalisasi

Bank Mandiri menyatakan bahwa kondisi para debiturnya yang terdampak Covid-19 telah kembali normal.