TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno berita hari ini, Selasa 24 Maret 2020, dimulai dari topik tentang kesepakatan pemerintah, via Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan DPR untuk meniadakan Ujian Nasional (UN) tahun ini. Mereka bersepakat demi melindungi para siswa yang hingga kini masih diliburkan dari sekolah dari kemungkinan tertular COVID-19.
Berita lainnya adalah Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin (RSHS) Bandung yang mengumumkan sudah 5 pasien dalam pengawasan (PDP) meninggal dalam ruang isolasi di rumah sakit itu juga karena COVID-19. Lainnya, mengenai peretas atau hacker elite yang mencoba membobol Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dengan serangan siber bernama virus corona.
Berikut tiga berita terpopuler di kanal Tekno hari ini:
1. DPR dan Pemerintah Sepakat Ujian Nasional Ditiadakan
Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Syaiful Huda mengatakan DPR dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sepakat pelaksanaan Ujian Nasional (UN) ditiadakan untuk melindungi siswa dari COVID-19.
"Dari hasil rapat konsultasi DPR dan Kemendikbud, disepakati jika pelaksanaan UN SMP dan SMA ditiadakan, untuk melindungi siswa dari COVID-19," ujar Syaiful Huda dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Kesepakatan itu didasarkan atas penyebaran COVID-19 yang kian masif. Padahal jadwal UN SMA harus dilaksanakan pada 30 Maret, begitu juga UN SMP yang harus dijadwalkan paling lambat akhir April mendatang.
2. Lagi, PDP Corona Meninggal di RS Hasan Sadikin Bandung
Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin (RSHS) Bandung mengumumkan perkembangan kasus pasien terkait virus Corona di tempatnya, Senin malam 23 Maret 2020. Jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) yang meninggal bertambah.
“Jadi secara keseluruhan PDP yang meninggal di RSHS sampai saat ini berjumlah lima orang,” kata Direktur Perencanaan Organisasi dan Umum RS Hasan Sadikin, M. Kamaruzzaman lewat rekaman video, Senin malam.
Pasien terbaru yang meninggal itu disebutkan seorang lelaki berusia 47 tahun. Waktu meninggalnya Ahad 22 Maret 2020 pukul 15.46 WIB. Identitas, riwayat perjalanan, dan lokasi tinggal pasien tidak disebutkan.
3. Peretas Serang WHO dengan Virus Corona
Peretas atau hacker elite mencoba membobol Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dengan serangan siber bernama virus corona--virus penyebab pneumonia yang sedang mewabah sejak akhir 2019. Menurut pejabat senior lembaga yang berkantor pusat di Jenewa, Swiss itu, serangan siber mengalami peningkatan sebanyak dua kali lipat.
Kepala Pejabat Keamanan Informasi WHO Flavio Aggio mengatakan identitas para peretas tidak jelas dan upaya itu tidak berhasil. "Tetapi upaya peretasan terhadap agensi dan mitranya telah meningkat ketika mereka berjuang untuk menahan virus corona, yang telah menewaskan lebih dari 15.000 di seluruh dunia," ujar dia kepada Reuters, Senin, 23 Maret 2020.
Upaya pembobolan di WHO pertama kali diketahui oleh Alexander Urbelis, pakar keamanan siber dan pengacara dari Blackstone Law Group yang berbasis di New York, yang melacak aktivitas pendaftaran domain internet yang mencurigakan.