TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan rintisan alias startup Widya Analytic membuat portal informasi kasus virus corona COVID-19 berbasis big data. Portal yang diberi nama Monitoring and Analysis for Indonesia COVID-19 Mitigation ini diklaim tidak hanya menampilkan angka dari kasus di Indonesia, sehingga berbeda dari portal serupa lainnya.
“Kami konsepnya berbeda. Kami mencoba menampilkan konsep data bukan hanya sekadar jumlah case,” ujar Chief Technology Office Widya Analytic, Mardhani Riasetiawandia, melalui sambungan telepon, Selasa 24 Maret 2020.
Menurut Mardhani, platform menampilkan 360 macam analisis data yang, menurutnya, membuat informasi lebih komprehensif di http://covid19.gamabox.id dan http://covid-19.widya-analytic.com. Harapannya, semua orang yang membaca data di sana tidak hanya melihat dari satu sisi atau informasi wabah COVID-19 yang menakutkan saja.
"Tapi bisa melihat, 'oh terjadinya seperti ini, oh ternyata alasannya itu', katanya. Mardhani yang juga pengajar di Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta itu menambahkan, "Kami menonjolkan analitiknya.”
Untuk plaformnya itu, Mardhani dan timnya mengoleksi data resmi dari publikasi Kementerian Kesehatan dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Pasien COVID-19 dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Widya Analytic mengolah data dari setiap pers rilis yang mereka rekam lalu diproses speech to text.
Data kemudian dianalisis baik melalui informasi mengenai COVID-19 atau angka kasus, lalu dimasukkan ke data storage startup itu. Selain itu, Widya Analytic juga mengambil sumber informasi melalui kanal berita nasional dan lokal.
“Namun, karena update sumber tersebut kurang cepat, terkadang kami ambil melalui media siosial, tapi diverifikasi lebih dulu. Semua kami kumpulkan jadi satu, lalu diproses dengan big data engine,” katanya menuturkan. ”
Doktor Ilmu Komputer itu juga mengatakan dibuatnya laman tersebut menjadi salah satu cara dia untuk mencegah disinformasi alias hoax beredar di tengah masyarakat. Artinya, Mardhani menambahkan, masyarakat diharapkan tidak hanya melihat informasi tentang virus corona hanya dari satu sisi.
“Jadi nanti meskipun jumlah yang meningkat menakutkan, tapi kami barengi dengan informasi lain. Bukan hanya dari angkanya, harus dilihat dulu kasusnya seperti apa sehingga informasi yang didapatkan lengkap,” ujar Mardhani.
Platform yang dirilis sejak 13 Maret 2020 itu, kata Mardhani, akan terus dikembangkan. Saat ini Widya Analytic sedang berproses untuk melakukan kerja sama dengan Laboratorium Riset Sistem Komputer dan Jaringan, dan Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika, FMIPA UGM.
Platform garapan Widya Analytic juga sudah menyediakan informasi untuk masing-masing daerah mulai dari tingkat provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, bahkan desa. “Kami mengajak masyarakat agar berprasangka baik, tentu kita masih bisa survive. Harapannya kita bisa menimbulkan sudut pandang baru dan memberikan optimisme bagi masyarakat,” kata Mardhani.