TEMPO.CO, Jakarta - Merebaknya virus Corona COVID-2019 membuat masyarakat memburu hand sanitizer. Namun, pemakaiannya disarankan hanya saat sedang melakukan perjalanan atau dalam kondisi di mana air susah didapat. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir juga lebih disarankan.
Banyaknya masyarakat yang berburu hand sanitizer membuat harganya melonjak, bahkan bahan pembuatan hand sanitizer seperti alkohol pun turut melambung.
“Masyarakat harus bijak dalam menggunakan hand sanitizer sebab jika dipakai terlalu banyak maka bagi yang kebetulan memiliki alergi akan membuat gatal dan iritasi," kata teknisi laboran di Laboratorium Farmasetika Fakultas Farmasi Universitas Jember, Sholihatus Sallama, Selasa, 24 Maret 2020.
Menurutnya, jika mencuci tangan dengan sabun dan air masih dapat dilakukan, maka sebaiknya cuci tangan dengan sabun dan dengan air mengalir.
Kampus Universitas Jember yang juga disebut Kampus Tegalboto memenuhi kebutuhan hand sanitizer dengan cara membuat sendiri.
Laboran senior ini juga memperingatkan masyarakat yang membuat hand sanitizer dalam jumlah banyak untuk berhati-hati menjaga diri, mengingat bahan baku berupa alkohol dapat berefek negatif bagi kesehatan. “Uap alkohol yang terhirup dalam jumlah banyak berisiko bagi kesehatan,” imbuhnya.
Fakultas Farmasi Universitas Jember memproduksi hand sanitizer untuk memenuhi kebutuhan internal kampus dan beberapa mitra Universitas Jember seperti pihak perbankan yang membuka kantor layanan di areal kampus.
“Kami mengalami kesulitan mendapatkan bahan baku, alkohol yang awalnya seliter seharga 40 ribu hingga 50 ribu rupiah kini menjadi 125 ribu hingga 150 ribu rupiah. Itu pun kadang barangnya tidak ada, atau ada pembatasan pembelian," katanya. Belum lagi, kata dia, botol spray ukuran 60 mililiter yang awalnya seharga Rp 3 ribu sudah dijual Rp 7 ribu.
DAVID PRIYASIDARTA