TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pelajar di Filipina membuat plastik pelindung wajah dengan printer 3D untuk pekerja medis yang berjuang menghadapi lonjakan kasus infeksi virus corona di Manila.
Marcus Chu, 16 tahun, tergerak membuat lebih dari 80 plastik pelindung wajah dari printer 3D itu karena kurangnya APD.
Chu mengatakan printer 3D-nya adalah hadiah Natal yang datang pada waktu yang tepat.
"Saya merasa ini adalah kesempatan saya untuk akhirnya membantu dalam situasi yang sangat serius, bahkan jika itu hanya sedikit membantu," kata siswa kelas 1 SMA itu.
Chu awalnya menggunakan desain open-source yang dia temukan di internet untuk membuat bingkai pelindung, tetapi akhirnya menemukan cara untuk mengubah desain itu sehingga dapat diproduksi lebih cepat dan dengan lebih sedikit bahan.
Keluarga Chu telah menyumbangkan pelindung wajah ke empat rumah sakit berbeda di Manila.
Lebih dari setengah dari 107 juta penduduk Filipina melaksanakan karantina di rumah.
Sedikitnya 13 tenaga medis masuk dalam data 96 kematian akibat wabah corona di Filipina, yang telah melaporkan sebanyak 2.311 kasus COVID-19 pada 1 April.
ANTARA | REUTERS