TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan pengembang alat kesehatan mandiri di Singapura, Sensing Self, berniat membawa rapid test kit COVID-19 ke Indonesia. Alat uji Sensing Self, yang didesain untuk bisa digunakan di rumah, termasuk yang digunakan di India. Alat yang sama juga telah mengantongi izin edar di Eropa dan Amerika Serikat.
Satu dari dua pendiri Sensing Self adalah Santo Purnama asal Indonesia. Dia menyatakan siap membantu Pemerintah Indonesia menanggulangi pandemi COVID-19. Hanya, dia menambahkan, belum mendapatkan izin dari otoritas di Indonesia dan berharap pemerintah Indonesia bisa merespons inisiatifnya dengan cepat.
"Karena perang melawan COVID-19 adalah perang melawan waktu. Kita harus menekan laju pertumbuhan pandemik ini dengan melakukan tes seluas mungkin," kata Santo dalam pernyataan tertulis yang diterima ANTARA, Jumat April 2020.
Menurutnya, jika setiap orang bisa melakukan tes mandiri di rumah, risiko infeksi ketika pasien datang ke rumah sakit untuk melakukan tes bisa diminimalisir. Selain juga mengurangi beban tenaga medis yang sudah amat kewalahan oleh pandemi yang terjadi.
Sensing Self, rapid test kit COVID-19 yang dipasarkan bisa digunakan di rumah. Sensingself.me
Sensing Self, kata Santo, masih menunggu persetujuan pemerintah untuk mengedarkan alatnya di Indonesia, dari pengajuan yang disampaikan sejak empat minggu lalu. Sebagai perbandingan, badan farmasi Eropa hanya membutuhkan waktu 2-3 minggu untuk memberikan persetujuan.
India bahkan hanya menghabiskan satu minggu untuk melakukan uji coba, validasi, dan persetujuan akhir. Pemerintah India, pemilik gelar ilmu komputer dan teknologi dari Purdue University itu mengungkapkan, langsung memesan jutaan unit alat tes dua hari setelah lisensi diterbitkan.
Santo mengatakan bahwa alat tes COVID-19 dijual dengan harga produksi, sebab menganggapnya sebagai misi sosial untuk menyelamatkan lebih banyak nyawa. Untuk menegaskan itu, Santo mengatakan, alat telah dikirim pula ke lembaga-lembaga riset ternama, seperti Mayo Clinic, University of California San Francisco, dan Chan Zuckerberg Biohub.
"Kami selalu menjaga kualitas produk dan akurasi hasil, karena kami paham bahwa alat ini berhubungan dengan kesehatan seseorang," katanya sambil menambahkan, "Pendeteksian dini virus COVID-19 bisa menentukan antara hidup dan mati,” katanya.
Alat tes mandiri Sensing Self bekerja menggunakan analisis enzim. Dijual sesuai ongkos produksi Rp 160 ribu per unit, hasil tes bisa keluar dalam sepuluh menit.
“Kehadiran alat tes mandiri seperti Sensing Self dapat membantu pemerintah untuk menyediakan akses tes yang lebih aman, praktis, dan terjangkau bagi masyarakat luas."
Ketika terdapat pasien positif, mereka dapat langsung melakukan isolasi mandiri ataupun mendapatkan perawatan di rumah sakit. "Dengan begitu, para tenaga medis bisa benar-benar fokus untuk merawat pasien COVID-19 dengan gejala menengah-parah, alih-alih menghabiskan waktu untuk melakukan tes pada ribuan orang,” kata Santo.