TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim berencana mengubah isi buku pelajaran untuk memperbaiki kemampuan membaca para siswa di Indonesia. Keputusannya ini setelah mendapati skor kemampuan membaca para siswa di Indonesia lebih rendah dibanding kemampuan matematika dan sains berdasarkan penilaian Programme for International Student Assessment (PISA).
"Untuk meningkatkan literasi harus mengubah paradigma, buku-buku yang digunakan di sekolah selama ini hanya fokus ke buku-buku paket pembelajaran dan kurikulum, tapi yang lebih penting lagi bagaimana agar mereka mencintai membaca," kata Nadiem lewat konferensi video dari kantornya di Jakarta, Jumat April 2020.
Nadiem mengatakan selama ini pelajaran Bahasa Indonesia terbagi menjadi tiga fokus, yaitu literasi, gramatika dan kosa kata. Ke depan, ia ingin agar benar-benar fokus ke literasi. Dia membayangkan konten pelajaran Bahasa Indonesia menggunakan buku-buku yang menyenangkan, menarik, relevan untuk jenjang masing-masing siswa.
Bukan hanya buku, tapi juga kanal-kanal belajar online. "Jadi bagaimana bisa cinta membaca, mencintai bacaan, persuasif secara verbal dan persuasif dengan menulis itu yang akan mendorong angka literasi kita naik," kata Nadiem.
Untuk itu, terkait penilaian kompetensi pembelajaran dari masing-masing daerah juga akan diubahnya. Perubahan ini khususnya mengenai ujian yang akan menggantikan Ujian Nasional (UN).