TEMPO.CO, Jakarta - Langit malam pada April ini akan diwarnai dua hujan meteor, yaitu Lyrid dan Pi Puppid. Waktu puncak kedua hujan meteor itu saling berdekatan, yaitu pada 22-23 April 2020. Perburuan hujan meteor itu akan optimal karena ketiadaan bulan yang tengah mengalami fase baru.
Penggiat astronomi dari komunitas Langit Selatan di Bandung Avivah Yamani mengatakan hujan meteor Lyrid berasal dari debu ekor komet Thatcher C/1861 G1.
Masa puncak hujan meteor ini pada 22 April pukul 14:00 WIB. “Hujan meteor Lyrid bisa dinikmati setelah rasi Lyra yang jadi arah datangnya terbit pukul 22.00 WIB,” ujarnya.
Saat hujan meteor Lyrid mencapai intensitas maksimum, pengamat hanya bisa melihat 18 meteor per jam. Setiap meteor yang melesat itu diperkirakan bergerak dengan kecepatan 48,8 kilometer per detik.
Bulan Sabit yang tipis pada 22 April dini hari dan bulan baru 23 April akan memberikan kondisi optimal untuk berburu hujan meteor Lyrid. “Waktu terbaik untuk pengamatan mulai tengah malam sampai fajar,” kata dia.
Selain itu, mengutip dari laman komunitas itu, ada hujan meteor Pi Puppid yang akan mencapai puncaknya pada 23 April 2020. Saat maksimum itu bisa mencapai 18–40 meteor per jam.
Hujan meteor dari sisa komet 26P/Grigg-Skjellerup ini bisa diamati sejak matahari terbenam sampai tengah malam saat rasi bintang Puppis terbenam.
Saat Matahari terbenam, rasi Puppis yang jadi arah datang hujan meteor Puppid sudah melewati zenit atau titik di angkasa yang berada persis di atas pengamat.
Hujan meteor Pi Puppid yang melesat dengan kecepatan 18 kilometer per detik ini bisa diamati mulai 15–28 April 2020. Tidak adanya bulan di malam hari karena berada pada fase bulan baru akan memberikan kondisi optimal untuk berburu hujan meteor ini.
ANWAR SISWADI