Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Guru Besar UNS Ragukan Efektivitas Disinfektan Ozon pada COVID-19

image-gnews
Seorang personil Palang Merah Indonesia, mengenakan pakaian pelindung, menyemprotkan disinfektan di sepanjang jalan di daerah pemukiman padat penduduk rumah susun, di tengah penyebaran wabah Virus Corona di Jakarta, 4 April 2020. REUTERS/Willy Kurniawan
Seorang personil Palang Merah Indonesia, mengenakan pakaian pelindung, menyemprotkan disinfektan di sepanjang jalan di daerah pemukiman padat penduduk rumah susun, di tengah penyebaran wabah Virus Corona di Jakarta, 4 April 2020. REUTERS/Willy Kurniawan
Iklan

TEMPO.CO, Solo - Sejumlah lembaga saat ini tengah merancang bilik disinfektan berbasis ozon yang diklaim lebih ramah bagi tubuh di tengah wabah COVID-19. Namun, guru besar ilmu kimia dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Eddy Heraldy, meragukan efektivitasnya.

Menurutnya, tubuh membutuhkan paparan ozon dalam waktu yang cukup lama untuk bisa bersih dari kuman. "Dengan konsentrasi sebesar 0,06 ppm, perlu waktu delapan jam untuk bisa membunuh semua virus," kata dia, Senin 6 April 2020.

Sebenarnya, penggunaan ozon masih bisa dipadatkan lagi hingga 0,3 ppm. Konsentrasi tersebut cukup dipaparkan ke tubuh selama 15 menit agar terbebas dari kuman. "Persoalannya, orang tidak punya waktu untuk berlama-lama berada dalam bilik disinfektan," katanya.

Eddy menyebut penggunaan bilik disinfektan berbasis ozon selama beberapa detik tidak akan efektif, sebab hanya sebagian kuman saja yang mati. "Kalau hanya 10 persen saja yang mati ya buat apa," katanya.

Sedangkan konsentrasi ozon yang digunakan juga tidak mungkin untuk ditingkatkan lagi karena bisa membahayakan tubuh. "Efeknya untuk tubuh bisa bersifat akut atau kronis sehingga sangat tidak dianjurkan," kata dia. 

Penggunaan ozon dengan konsentrasi 0,06 ppm selama delapan jam atau 0,3 ppm selama 15 menit telah sesuai dengan standar WHO. Eddy sangat tidak menyarankan penggunaan konsentrasi yang lebih tinggi agar prosesnya bisa lebih cepat. "Berbahaya untuk paru-paru," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Meski demikian penggunaan bilik disinfektan berbasis ozon masih bisa diaplikasikan untuk petugas medis di rumah sakit. "Mereka perlu sterilisasi seusai merawat pasien," katanya.

Sedangkan untuk masyarakat umum, Eddy menyebut cuci tangan menggunakan sabun jauh lebih penting. "Setiap gedung harus menyediakan tempat cuci tangan di depannya," kata dia. Selain itu, masyarakat tetap harus melakukan physical distancing untuk mencegah penularan COVID-19.

AHMAD RAFIQ


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kemendikbud Siap Investigasi Khusus Dugaan Pencatutan Nama Dosen UMT oleh Dekan Unas

1 hari lalu

Dekan Universitas Nasional Kumba Digdowiseiso. Foto : UNAS
Kemendikbud Siap Investigasi Khusus Dugaan Pencatutan Nama Dosen UMT oleh Dekan Unas

Kemendikbud akan menindaklanjuti informasi pencatutan nama dosen UMT oleh dekan Unas tersebut.


Peneliti dan Guru Besar Memperkirakan Dampak Serangan Iran ke Israel

1 hari lalu

Peneliti dan Guru Besar Memperkirakan Dampak Serangan Iran ke Israel

Serangan Iran ke Israel mungkin bisa berdampak ke perang Gaza. Keputusan melakukan konfrontasi secara terbuka dengan Iran pun beresiko besar.


Guru Besar Hukum Internasional UI Tanggapi Konflik Iran-Israel: Perang Dunia III di Depan Mata

1 hari lalu

Prof. Hikmahanto Juwana, S.H., LL.M., Ph.D. (Dok. Sixerhood)
Guru Besar Hukum Internasional UI Tanggapi Konflik Iran-Israel: Perang Dunia III di Depan Mata

Guru Besar Hukum Internasional UI memperingatkan kemungkinan perang dunia III buntut dari ketegangan antara dua musuh bebuyutan, Iran dan Israel.


Dosen Malaysia Tuding Guru Besar Unas, Ini Dampak Penggunaan Jurnal Predator

1 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Dosen Malaysia Tuding Guru Besar Unas, Ini Dampak Penggunaan Jurnal Predator

Publikasi berorientasi profit ini sering dikenal sebagai jurnal predator.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Guru Besar Unas Dituding Gunakan Jurnal Predator, Prakiraan Cuaca BMKG, WhatsApp Dikecam

1 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Guru Besar Unas Dituding Gunakan Jurnal Predator, Prakiraan Cuaca BMKG, WhatsApp Dikecam

Topik tentang Guru Besar Unas dituding menggunakan jurnal predator dan mengenal jurnal Scopus menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Guru Besar Unas Dituding Gunakan Jurnal Predator, Kenali Jurnal Berkualitas Scopus

2 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Guru Besar Unas Dituding Gunakan Jurnal Predator, Kenali Jurnal Berkualitas Scopus

Jurnal predator adalah jurnal internasional yang dalam proses penerbitannya tidak didapati proses peninjauan ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan.


Gelar Guru Besar Dekan Unas yang Diduga Catut Nama Dosen Malaysia Diminta Dicopot

3 hari lalu

Dekan Universitas Nasional Kumba Digdowiseiso. Foto : UNAS
Gelar Guru Besar Dekan Unas yang Diduga Catut Nama Dosen Malaysia Diminta Dicopot

Dosen Unnes, Edi Subkhan mengatakan, jika tudingan benar Unas harus menindak tegas dengan mencopot gelar guru besar Kumba Digdowiseiso.


Komplikasi dan Cara Pencegahan HFMD, Potensi Tinggi Menular Selama Libur Lebaran 2024

3 hari lalu

Ilustrasi cuci tangan. pixabay.com
Komplikasi dan Cara Pencegahan HFMD, Potensi Tinggi Menular Selama Libur Lebaran 2024

Hand, foot, and mouth disease (HFMD) atau flu Singapura yang menyerang selama libur Lebaran 2024 sebabkan komplikasi penyakit lain. Ini pencegahannya


Dosen di Malaysia Tuding Guru Besar Unas Praktik Penipuan dan Jurnal Predator

3 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Dosen di Malaysia Tuding Guru Besar Unas Praktik Penipuan dan Jurnal Predator

Disebutkan, ada sedikitnya 24 dosen dari Universiti Malaysia Terengganu yang telah dicatut namanya dalam sejumlah makalah Guru Besar Unas ini.


Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

4 hari lalu

Ilustrasi kemacetan arus mudik / balik. TEMPO/Prima Mulia
Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.