Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

AS dan Cina Panas, Beijing Batasi Riset Asal-usul Virus Corona

Reporter

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Presiden China Xi Jinping, mengunjungi sebuah kawasan industri yang memproduksi cetakan dan suku cadang otomotif kelas atas di Ningbo, Provinsi Zhejiang, China timur, 29 Maret 2020. Presiden Xi melakukan inspeksi terhadap proses pelanjutan kembali pekerjaan dan produksi di Zhejiang. Xinhua/Yan Yan
Presiden China Xi Jinping, mengunjungi sebuah kawasan industri yang memproduksi cetakan dan suku cadang otomotif kelas atas di Ningbo, Provinsi Zhejiang, China timur, 29 Maret 2020. Presiden Xi melakukan inspeksi terhadap proses pelanjutan kembali pekerjaan dan produksi di Zhejiang. Xinhua/Yan Yan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Cina telah memberlakukan pembatasan pada publikasi penelitian akademis tentang asal-usul virus corona baru, menurut arahan pemerintah pusat dan pemberitahuan online yang diterbitkan oleh dua universitas Cina.

Di bawah kebijakan baru itu, semua makalah akademik tentang Covid-19 akan dikenakan pemeriksaan tambahan sebelum dikirim untuk publikasi. Studi tentang asal-usul virus akan menerima pengawasan ekstra dan harus disetujui oleh pejabat pemerintah pusat, menurut posting yang sekarang telah dihapus, sebagaimana dilaporkan CNN, 12 April 2020.

Seorang ahli medis di Hong Kong yang bekerja sama dengan para peneliti Cina daratan mempublikasikan analisis klinis kasus Covid-19 dalam sebuah jurnal medis internasional mengatakan bahwa karyanya tidak menjalani pemeriksaan seperti itu pada bulan Februari.

Peningkatan pengawasan tampaknya merupakan upaya terbaru oleh pemerintah Cina untuk mengendalikan narasi tentang asal-usul pandemi virus corona, yang telah menewaskan lebih dari 100.000 jiwa dan membuat sakit 1,7 juta orang di seluruh dunia sejak pertama kali meletus di kota Wuhan, Cina, Desember lalu.

Sejak akhir Januari, para peneliti Cina telah menerbitkan serangkaian studi Covid-19 di jurnal medis internasional yang berpengaruh. Beberapa temuan tentang kasus-kasus virus corona awal - seperti ketika transisi manusia ke manusia pertama kali muncul - telah menimbulkan pertanyaan pada akun resmi pemerintah tentang wabah itu dan memicu kontroversi di media sosial Tiongkok.

Dan sekarang, otoritas Cina tampaknya memperketat cengkeraman mereka pada publikasi penelitian Covid-19.

Seorang peneliti Tiongkok yang tidak mau disebutkan namanya karena takut akan sanksi mengatakan langkah itu merupakan perkembangan yang mengkhawatirkan yang kemungkinan akan menghambat penelitian ilmiah yang penting.

"Saya pikir ini adalah upaya terkoordinasi dari (pemerintah) Cina untuk mengendalikan narasi, dan menggambarkannya seolah-olah wabah itu tidak berasal di Cina," kata peneliti itu kepada CNN. "Dan saya rasa mereka tidak akan mentolerir studi objektif apa pun untuk menyelidiki asal mula penyakit ini."

Pada akhir Desember, Wuhan melaporkan kasus pertama virus corona, yang dihubungkan oleh pihak berwenang ke pasar makanan laut di kota itu. Para ilmuwan di Cina dan Barat mengatakan virus itu kemungkinan berasal dari kelelawar dan melompat ke manusia dari inang perantara - sama seperti sepupunya yang menyebabkan epidemi SARS pada 2002 dan 2003.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun, sebagian media sosial Cina dan bahkan pemerintah negara itu tampaknya telah meluncurkan kampanye bersama untuk mempertanyakan asal-usul virus.

Pejabat Cina dan media pemerintah berulang kali menekankan bahwa belum ada kesimpulan tentang asal mula virus itu. Bulan lalu, Zhao Lijian, juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, menulis di Twitter bahwa virus itu berasal dari AS dan dibawa ke Cina oleh militer AS.

Di Cina, makalah penelitian tentang virus corona sudah mengalami lapisan skrining setelah diserahkan ke jurnal akademik Cina, menurut editor di jurnal medis Cina.

Wang Lan, direktur editorial Chinese Journal of Epidemiology, mengatakan semua makalah Covid-19 harus melalui proses persetujuan untuk "topik utama" setelah diserahkan ke jurnalnya.

"Selalu begitu," katanya kepada CNN. "Makalah penelitian harus disetujui oleh tiga level organisasi. Ini proses yang panjang."

Peneliti Cina yang meminta anonimitas mengatakan di bawah pembatasan baru, penelitian virus corona yang bertentangan dengan narasi resmi dapat ditekan oleh Beijing.

"Saya pikir yang penting adalah bahwa komunitas ilmiah internasional harus menyadari bahwa jurnal atau manuskrip apa pun dari lembaga penelitian Cina telah semacam diperiksa ulang oleh pemerintah," kata peneliti itu.

CNN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

7 jam lalu

Menko Marves Luhut Pandjaitan mengunggah sejumlah foto ketika bersama Menlu Cina Wang Yi sebelum memulai Dialog Tingkat Tinggi dan Mekanisme Kerja Sama Keempat Indonesia-China (HDCM) di Labuan Bajo, Sabtu, 20 April 2024. Instagram
Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

Berita terpopuler bisnis pada 24 April 2024, dimulai rencana Cina memberikan teknologi padi untuk sejuta hektare lahan sawah di Kalimantan.


Benarkah Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Akan Lebih Sukses Dibanding Jakarta-Bandung?

7 jam lalu

Suasana mudik lebaran di Stasiun Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) Halim, Jakarta, Sabtu, 6 April 2024. Kereta cepat Whoosh untuk pertama kalinya bakal melayani penumpang mudik lebaran. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Benarkah Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Akan Lebih Sukses Dibanding Jakarta-Bandung?

Pengamat dari MTI membeberkan alasan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya bakal lebih sukses ketimbang Jakarta-Bandung.


Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

1 hari lalu

Cuplikan video padi di gurun Dubai, yang dikembangkan CIna,  7 April 2024 (Asia Hot Topics)
Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

Menko Luhut mengatakan, Cina bersedia untuk mengembangkan pertanian di Kalimantan Tengah dengan memberikan teknologi padinya.


Luhut Rencanakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya dengan Cina, Apa Bedanya dengan Kereta Cepat Jakarta-Bandung?

1 hari lalu

Rute Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Bakal Diubah
Luhut Rencanakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya dengan Cina, Apa Bedanya dengan Kereta Cepat Jakarta-Bandung?

Luhut menggadang-gadang proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Cina. Berikut perbedaan spesifikasi dan lainnya dari Kereta Cepat Jakarta-Bandung.


Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

1 hari lalu

Aktris Jun Ji Hyun. (Soompi)
Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

Kisah cinta dengan kalangan chaebol juga dialami sejumlah aktris Korea Selatan.


Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

1 hari lalu

Sejumlah buruh tani menanam benih padi. TEMPO/Budi Purwanto
Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.


Cina Garap Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Pengamat: Hati-hati, Jangan Pakai APBN Lagi

1 hari lalu

Cina akan garap Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.
Cina Garap Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Pengamat: Hati-hati, Jangan Pakai APBN Lagi

Indonesia kembali menggandeng Cina di proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya. Jangan sampai menggunakan APBN lagi seperti kereta cepat Jakarta-Bandung.


Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

1 hari lalu

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi (kiri) berdialog dengan pelajar saat Kegiatan Edukasi Keuangan di Indonesia Banking School, Jakarta, Senin, 22 Januari 2024. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyelenggarakan kegiatan Edukasi Keuangan terkait investasi, pinjaman hingga perencanaan keuangan yang diikuti sekitar 1.500 pelajar secara luring dan daring guna meningkatkan literasi keuangan masyarakat khususnya bagi pelajar. TEMPO/Tony Hartawan
Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.


Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

1 hari lalu

Ilustrasi panen padi di sawah. TEMPO/Prima Mulia
Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) mengkritik wacana penggunaan lahan 1 juta hektare di Kalimantan untuk adaptasi sawah padi dari Cina.


Kronologi Kereta Cepat Jakarta-Bandung: dari Digagas SBY hingga KAI Terbebani Utang Rp6,9 T

2 hari lalu

Suasana mudik lebaran di Stasiun Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) Halim, Jakarta, Sabtu, 6 April 2024. Kereta cepat Whoosh untuk pertama kalinya bakal melayani penumpang mudik lebaran. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Kronologi Kereta Cepat Jakarta-Bandung: dari Digagas SBY hingga KAI Terbebani Utang Rp6,9 T

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung menyisakan pekerjaan rumah bagi PT Kereta Api Indonesia berupa utang Rp6,9 triliun ke Bank Pembangunan Cina (CDB)