TEMPO.CO, Jakarta - Belum lama ini viral di grup percakapan di telepon genggam tentang strategi menghadapi virus corona COVID-19. Artikel yang dibagikan mengisahkan pengalaman Bambang Priyambodo yang tertulis sebagai praktisi Farmasi dari UGM (Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta)--sebenarnya adalah praktisi farmasi lulusan UGM.
"Salah satu anaknya terkena Covid...," bunyi bagian awal dari artikel tersebut.
Baca Juga:
Diberi judul 'Mengenal SARS-CoV-2 dan Bagaimana Strategi Menghadapinya', artikel menceritakan bagaimana Bambang memandu dengan hati-hati via ponsel apa yang harus dilakukan anak perempuannya yang sedang sakit di Jerman. Dia menginstruksikan asupan obat kimia, herbal serta vitamin tertentu untuk membangun kekebalan tubuh putrinya tersebut.
Hasilnya, anaknya berhasil sembuh dari semua gejala yang dicemaskannya sebagai gejala COVID-19 itu pada hari ke-14. "Saya pikir seandainya sistem immune-nya belum siap, entah apa yang terjadi ...," kata Bambang dalam artikel yang viral tersebut.
Dihubungi terpisah, Bambang membenarkan isi artikel yang dibagikan berasal dari isi status yang ditulisnya di akun Facebook. Dia menerangkan kalau memiliki putri yang sedang kuliah di Halle, Jerman, dan benar sempat jatuh sakit demam tinggi.
Hanya, Bambang yang adalah General Manager - Manufaktur di PT Jamu Air Mancur memberi klarifikasi kalau putrinya itu belum tentu positif COVID-19 karena belum pernah jalani tes. "Tapi gejala-gejalanya mirip COVID-19," kata Bambang, Selasa malam, 14 April 2020.
Orang-orang mengantre di luar pusat pengujian coronavirus (COVID-19) di Frankfurt, Jerman, 18 Maret 2020. REUTERS/Kai Pfaffenbach
Kepada Tempo.co, Bambang menceritakan ulang pengalaman yang dilalui putrinya itu dan apa yang sudah dilakukannya. Berawal dari Selasa tengah malam, 31 Maret 2020, saat anaknya mengabarkan bahwa sedang sakit. Sebelumnya, pada 23 Maret 2020, kebetulan anaknya ada acara dengan teman-temannya.
Pada 28 Maret 2020, lima hari setelah acara bersama teman-temannya itu, anaknya menceritakan tiba-tiba mengalami sakit sariawan yang cukup besar. Badannya mulai terasa tidak enak. Dia pikir awalnya mungkin disebabkan cuaca di kota Halle, Jerman yang tidak karuan. Terkadang cerah dan hangat, namun tiba-tiba berubah menjadi dingin hingga 2 - 4°C.
"Setelah kejadian dia sakit, baru kemudian saya berpikir inilah mulai masa illness (gejala) dari virus (corona) ini," kata dia seperti yang ditulis di akun facebook.