Pada 31 Maret 2020, atau hari kedelapan, demam anaknya makin tinggi. Badannya menggigil - kedinginan, hingga ke tulang. Kepalanya pusing sekali, bahkan hampir tidak bisa bangun. Tenggorokan pun sangat sakit sekali buat menelan. Lidahnya hampir tidak bisa merasakan rasa manis atau asin. Batuk kering, ada riak yang sangat lengket sekali.
Curiga semua itu adalah gejala COVID-19, Bambang kemudian memandu pelan-pelan via ponsel apa yang harus dilakukan putrinya. Untuk mengatasi demam, ia menyuruh anaknya untuk minum paracetamol 500 mg yang kebetulan memang sudah disiapkan sejak wabah ini mulai merebak: dosis 3 kali sehari terkadang hingga 4 kali sehari jika panasnya gak turun-turun.
"Untuk energi dia juga sudah sedia madu, mengingat sakit sekali kalo buat menelan sehingga nafsu makan turun sekali. Meskipun demikian makan-minum harus dipaksa," katanya.
Untuk sakit kepala, anaknya minum Neuralgin jika sakit sudah tidak tertahan lagi. Tapi lebih sering meminum paracetamol. Sedang untuk mengatasi lendir yang sangat lengket di tenggorokan, anaknya disuruh untuk siapkan satu ruas jahe.
"Dikeprek, kemudian direbus. Uap airnya digunakan untuk aromatherapi," katanya sambil menambahkan, "Alhamdulillah, 2 kali therapy, keluarlah ingus yang sangat lengket sekali. 'Ploong banget rasanya', katanya, vitamin C, vitamin E dan Zinc 1 kaki sehari masih terus dilanjutkan."
Bambang melanjutkan, pada 1-3 April atau hari ke-9 sampai 12 adalah masa terberat. Apalagi anaknya hanya tinggal sendirian di apartemennya. Pengobatan dituntunnya sama seperti pada hari ke-8.
Penjual rempah-rempah melayani pembeli di pasar Beringharjo, Kota Yogyakarta, Rabu 4 Maret 2020. Pasca pengumuman pasien positif terjangkit virus Corona COVID-19 di Indonesia, pedagang mengaku berbagai jenis rempah mulai dari jahe, kunyit hingga temulawak dagangannya mengalami peningkatan permintaan hingga tiga kali lipat dibandingkan sebelumnya. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
"Syukur alhamdulillah, pelan namun pasti kondisinya berangsur membaik," katanya melukiskan demam mulai menurun, sakit kepala juga sudah sangat berkurang, ingus di tenggorokan juga sudah gak keluar lagi. "Otomatis batuknya pun kemudian berhenti," kata alumnus Fakultas Farmasi UGM ini.
Lalu, pada 4 April 2020, atau hari ke-13, Bambang menuturkan, semua gejala akhirnya hilang semua. Pada hari ke 14, akhirnya semua gejala yang dialami anaknya dianggap sudah hilang tuntas. Bisa dikatakan dia sudah pulih seperti sedia kala.
"Jadi yang perlu disiapkan, jika terkena virus ini adalah Paracetamol untuk mengatasi demam, Neuralgin untuk jaga-jaga jika sakit kepala hebat dan tak tertahankan, vitamin C, vitamin E, Zinc, madu, echinacea (jika perlu) dan curcumin (jika perlu)," kata dia memaparkan.