TEMPO.CO, Bandung - Universitas Padjadjaran (Unpad) berencana mengoperasikan laboratorium Biosafety Level 3 (BSL-3) mulai pekan depan. Laboratorium akan digunakan untuk memeriksa sampel virus corona COVID-19 dari pasien khusus di wilayah Jawa Barat.
Diperkirakan total sampel pasien yang diperiksa bisa mencapai 30 ribu. ”Kami ingin maksimal sehari bisa memeriksa 1.000 sampel dengan metode PCR,” kata Ketua Satuan Tugas COVID-19 Unpad, Setiawan, Jumat malam 17 April 2020.
Metode PCR atau Polymerase Chain Reaction merupakan jenis pemeriksaan dari apus (swab) pasien untuk mengidentifikasi gen virus yang menginfeksi. Unpad menyiapkan laboratorium pemeriksa dan peralatan dasarnya di bagian bawah gedung baru Laboratorium Sentral yang luasnya sekitar 200 meter persegi.
“Untuk menyiapkan pemeriksaan sampel COVID-19 ini kami menunggu drop alat dan bahan dari pemerintah yang rencananya datang minggu depan,” kata Setiawan.
Unpad merupakan bagian dari universitas negeri yang disiapkan pemerintah untuk ikut memeriksa sampel COVID-19. Lainnya adalah Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, Universitas Diponegoro juga Universitas Hasanudin.
Sebelumnya, menurut Setiawan, Unpad telah mengoperasikan fasilitas Biosafety Level 2 (BSL-2) di Rumah Sakit Pendidikan Unpad dekat RS Hasan Sadikin Bandung untuk pemeriksaan dan riset mikrobiologi.
Adapun tim pemeriksa sampel COVID-19, Setiawan menambahkan, sementara ini berjumlah 14 orang dari Fakultas Kedokteran, Farmasi, dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Penambahan anggota disiapkan dari dosen dan peneliti jurusan eksakta.
Soal bahan penting seperti reagen, Setiawan menngatakan akan dipasok pemerintah. Sedang untuk peralatan mesin ekstraksi, beberapa pihak swasta menjanjikan ikut menyokong. “Kami juga dapat dari Alibaba yaitu kit PCR sebanyak 4300 unit,” ujar Setiawan yang juga Dekan Fakultas Kedokteran Unpad itu.
Rencananya juga laboratorium BSL-3 itu akan bekerja sama dengan fasilitas di Rumah Sakit Pendidikan Unpad untuk mengembangkan riset jenis virus Corona dari sampel pasien. “Untuk kajian lebih lanjut tipe virusnya,” kata Setiawan.
Informasi sementara yang diperolehnya ada fakta menarik soal perbedaan tingkat keparahan pasien COVID-19 dari berbagai kluster. “Mungkin virus penyebabnya berbeda selain kondisi tubuh pasiennya juga.”