- APD Pemurni Udara Dites di UI
Alat ini melindungi bagian wajah yang dilengkapi teknologi Respirator Pemurni Udara Bertenaga Baterai atau Powered Air Purifying Respirator. Rencananya, prototipe APD RPUBB ini akan diuji coba di Rumah Sakit UI (RSUI)
"Alat ini mampu bekerja selama enam jam secara terus-menerus dan dapat disematkan pada tas atau ikat pinggang khusus dalam pengoperasiannya," katanya Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi UI, Profesor Abdul Haris dalam keterangan tertulisnya, Kamis 18 April 2020.
APD dibuat dilengkapi dengan modul pemurni udara, panel data sebagai indikator pengukur tingkat kualitas udara yang sudah tersaring, masker full face, lengkap dengan selang udara, dan modul baterai sebagai catu daya alat. Alat pelindung ini diinisiasi oleh tim peneliti dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) berkolaborasi dengan tim peneliti dari Fakultas Kedokteran (FK) dan Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK).
- Bilik Swab dari Dosen UGM
Dosen Fakultas Pertanian dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Jaka Widada mengembangkan Bilik Swab untuk digunakan petugas medis memeriksa pasien terduga terinfeksi COVID-19. Dengan bilik tersebut, tenaga medis tidak perlu lagi menggunakan alat pelindung diri (APD).
Mengaku terinsipirasi daru Korea Selatan, Jaka yang memiliki bidang keahlian bioteknologi lingkungan itu melengkapi bilik dengan lampu pencahayaan di bagian dalam dan lampu center untuk swab, dan blower yang disaring dengan hepa filter—yang biasa digunakan untuk membuat ruangan bersih dan steril seperti di lab. Selain itu, Jaka juga melengkapi amplifier sederhana lengkap dengan speakernya untuk berkomunikasi dengan pasien. Sarung tangan panjang yang dipasang pun sudah berstandar medis dan dilapisi dengan handscoon yang sekali pakai.
Bilik Swab untuk memeriksa pasien terduga terinfeksi virus corona atau COVID-19 yang dikembangkan oleh Dosen Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Jaka Widada. Kredit: Istimewa
“Penggunaannya, tenaga medis melakukan swab, kemudian handscoon itu hanya sekali pakai lalu dibuang ke tempat sampah medis, dan sarung tangan panjang dibersihkan dengan disinfektan,” kata Jaka sambil menambahkan, “karena yang harus diperhatikan itu keamanan tenaga medis dan pasien, dua-duanya harus aman.”
- Cukup Tes Sampel dari Liur di Amerika
Peneliti dari Rutgers University telah mengantongi izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat untuk melakukan tes diagnosa penyakit virus corona 2019 atau COVID-19 melalui sampel liur atau ludah. Ini adalah sebuah pendekatan baru untuk melindungi para pekerja kesehatan atau petugas medis dari infeksi virus itu saat mengambil sampel dari setiap oranguntuk diuji.
Dengan tes liur, pasien cukup diberikan kantong plastik tempat mereka meludah beberapa kali. Kemudian, mereka menyerahkannya kembali ke petugas perawatan kesehatan untuk diproses di laboratorium. "Ini mencegah para profesional perawat kesehatan dari harus benar-benar berada di hadapan seseorang yang simtomatik ketika bekerja," ujar Andrew Brooks dari Rutgers University, Selasa 14 April 2020.
Rutgers University telah menguji keakuratan metodenya dengan mengambil sampel saliva dan swab dari 60 pasien. Hasil dari sampel air liur pasien memiliki kecocokan 100 persen dengan hasil dari penyeka atau sampel apus (swab) dari tenggorokan.