TEMPO.CO, Washington - Teleskop Antariksa Hubble merekam peristiwa mengembangnya awan partikel debu halus di satu titik di luar tata surya. Awan partikel debu itu diduga tercipta dari tabrakan dahsyat dua planet seukuran asteroid es yang mengorbit bintang terang Fomalhaut, sekitar 25 tahun cahaya jauhnya dari Bumi.
Menurut sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, terbit Senin 20 April 2020, benda saling bertabrakan itu awalnya diyakini sebagai planet. Hubble menemukannya pada 2004 sebagai sebuah titik yang bergerak lalu menamakannya Fomalhaut b dan mengumumkan temuan itu 2008 lalu.
Fomalhaut b tidak biasanya terang dalam cahaya tampak, tapi tidak memiliki jejak panas inframerah yang bisa dideteksi. Para astronom, dituturkan dalam studi itu, belakangan menduga terang yang datang dari lokasi Fomalhaut b berasal dari cangkang atau cincin besar terdiri dari debu dan mungkin terkait dengan sebuah tabrakan.
"Tabrakan seperti ini amat sangat jarang," kata Andras Gaspar, astronom di University of Arizona. Dia menambahkan, "Studi kami...mengungkap beberapa karakteristik yang secara bersama-sama melukiskan bahwa sebenarnya tidak ada obyek seukuran planet di lokasi itu."
Gambaran awal menunjukkan kalau obyek itu terus memudar dari waktu ke waktu. Hingga akhirnya Teleskop Hubble menangkap obyek itu benar-benar menghilang, membimbing ke interpretasi kalau Fomalhaut b bukan sebuah planet. Fomalhaut b sesungguhnya sebuah awan yang mengembang perlahan, tersembur ke angkasa sebagai hasil tabrakan antara dua benda besar.
Para peneliti percaya tabrakan terjadi tidak lama sebelum dia terdeteksi Hubble pada 2004. "Sistem bintang Fomalhaut seperti laboratorium untuk menguji pemikiran-pemikiran kami tentang bagaimana exoplanet dan sistem bintang berevolusi," kata George Rieke, profesor astronomi di University of Arizona.
Menurutnya, para astronom memiliki bukti adanya tabrakan benda langit di sistem bintang lainnya, tapi tidak ada yang sebesar yang teramati sekarang. "Ini adalah cetak-biru tentang bagaimana planet-planet saling menghancurkan," katanya.
Studi menyebut, penelitian dan pengamatan terhadap sistem bintang Fomalhaut akan dilanjutkan dengan Teleskop Antariksa James Webb yang dijadwalkan diluncurkan pada 2021.
XINHUA