Uji klinis dengan Vaksin BCG juga dilakukan di Australia dipimpin Profesor Nigel Curtis dari Institut Riset Anak Murdoch, Melbourne. Telah dilakukan sejak 30 Maret lalu dan rencananya selama 6-12 bulan, uji di negara ini dilakukan terhadap 4.000 petugas medis.
Curtis, dalam keterangannya, menyebut peran kunci bakteri hidup yang sudah dilemahkan dalam Vaksin BCG yang mendorong kekebalan tubuh alami penerima vaksin. Bakteri itu sengaja disusupkan ke dalam tubuh dan menciptakan infeksi yang sangat lemah. “Kelihatannya vaksin ini memampukan sistem imun tubuh kita merespons varian luas patogen karena orang-orang yang menerima vaksin ini jadi kebal terhadap sejumlah penyakit,” katanya.
Dia menambahkan, vaksin lain pengguna patogen hidup dan dilemahkan seperti campak, polio dan cacar juga memproduksi efek menguntungkan yang sama. “Meski mereka tidak menginduksi perlindungan spesifik terhadap COVID-19, mereka bisa pertama-tama mengurangi risiko terinfeksi maupun risiko terinfeksi parah.”
Pendapat senada disampaikan Netea tentang vaksin-vaksin dari bakteri atau patogen hidup yang sudah dilemahkan. Dengan mendorong imun yang alami, vaksin-vaksin itu disebutnya bisa memberi proteksi selama belum ada vaksin spesifik untuk COVID-19.
“Ini sangat penting untuk menjembatani periode sekarang ini dan menggunakan dua vaksin spesifik dan nonspesifik memberi kesempatan terbaik untuk kita bisa memerangi pandemik atau epidemik di masa depan,” katanya menuturkan.
Di India, uji dengan vaksin yang sama juga telah disiapkan untuk dilakukan dalam dua pekan ke depan. Jika berhasil, perusahaan farmasi India, Serum Institute, sudah bersiap memproduksi vaksin BCG rekombinan sebanyak 300-400 juta dosis.
“Vaksin ini sangat aman karena sudah sejak lama diberikan kepada bayi yang baru lahir dan kami menjualnya ke lebih dari 100 negara di dunia selama lebih dari dua dekade,” kata Adar Poonawalla, CEO Serum Institute di Pune.
RFI | BUSINESS-STANDARD