"

Paspor Imunitas dan Sertifikat Antirisiko COVID-19, Ini Kata WHO

Reporter

Ilustrasi kerumunan. ANTARA
Ilustrasi kerumunan. ANTARA

“Hingga 24 April ini, tidak ada studi yang telah mengevaluasi apakah kehadiran antibodi terhadap SARS-CoV-2 (virus corona penyebab COVID-19) benar-benar bisa menghadirkan imunitas untuk infeksi berulang virus yang sama,” tulis WHO.

Tes-tes di laboratorium yang mendeteksi antibodi dalam darah, termasuk rapid immunodiagnostic tests, disebut WHO masih memerlukan validasi lebih jauh untuk memastikan tingkat akurasi dan kepercayaannya.Tes yang tidak akurat akan berujung kategorisasi palsu dalam dua hal.

Pertama, mereka mungkin keliru melabelkan orang-orang yang terinfeksi menjadi negatif. Kedua, orang yang tidak terinfeksi malah dilabelkan positif COVID-19. Kedua eror memiliki konsekuensi serius dan akan berdampak ke upaya pengendalian penyebaran penyakit yang kini telah menjadi pandemi tersebut.

Tes-tes itu juga butuh secara akurat membedakan antara infeksi SARS-CoV-2 dengan yang disebabkan enam jenis virus corona lainnya. Empat di antaranya menyebabkan flu biasa dan sudah menular luas. Dua sisanya menyebabkan wabah Middle East Respiratory Syndrome dan Severe Acute Respiratory Syndrome. “Orang-orang yang terinfeksi oleh satu dari enam virus itu mungkin memproduksi antibodi yang bereaksi silang dengan antibodi yang dihasilkan tubuh dalam merespons SARS-CoV-2.”

Banyak negara di dunia menjalankan tes antibodi di masyarakatnya atau di kelompok-kelompok populasi tertentu seperti pekerja kesehatan, mereka yang pernah kontak dengan pasien, atau dalam keluarga-keluarga. WHO mendukung tes-tes itu dilakukan karena mereka penting untuk bisa memahami penularan infeksi.

Tes-tes itu juga bisa menyediakan data persentase orang-orang yang terdeteksi memiliki antibodi COVID-19, “Tapi tidak didesain untuk menetukan apakah orang-orang itu sudah kebal untuk infeksi berulang.”

Pada titik pandemi saat ini, WHO menyatakan, belum cukup bukti menjadikan keberadaan antibodi itu sebagai 'paspor' atau 'sertifikat antirisiko' orang-orang untuk bisa mengabaikan. Penggunaan sertifikat semacam itu dikhawatirkan akan meningkatkan risiko penularan yang semakin luas.








Cegah Kenaikan Kasus Covid-19, Dinkes DKI Jakarta Imbau Masyarakat Hindari Bukber

2 jam lalu

Petugas medis menunggu pengguna jasa layanan 'drive thru' tes antigen dan PCR Covid-19 harian di salah satu laboratorium di Setiabudi, Jakarta, Selasa, 3 Januari 2023. Pihak laboratorium tersebut mengaku permintaan layanan tes antigen maupun PCR Covid-19 terus menurun usai pemerintah mencabut PPKM dan menyatakan tes PCR dan antigen tidak lagi diwajibkan. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Cegah Kenaikan Kasus Covid-19, Dinkes DKI Jakarta Imbau Masyarakat Hindari Bukber

Tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit bagi pasien Covid-19 atau bed occupancy rate (BOR) tetap berada di angka 6-7 persen.


Hari TBC Sedunia 2023 Usung Tema: Yes! We Can End TB!

1 hari lalu

Ilustrasi obat Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Hari TBC Sedunia 2023 Usung Tema: Yes! We Can End TB!

Tepat 24 Maret setiap tahun, diperingati Hari TBC Sedunia. Bagaimana sejarahnya? Dan, apa tema tahun ini?


Covid-19 di Wuhan Menyebar dari Anjing Rakun? Begini Dugaan Itu Muncul

2 hari lalu

Anjing rakun (Nyctereutes procyonoides. wikipedia.org
Covid-19 di Wuhan Menyebar dari Anjing Rakun? Begini Dugaan Itu Muncul

Debat asal usul Covid-19 bertambah panjang lagi. WHO minta CDC Cina kirim ulang data.


Elon Musk Perang Komentar dengan Kepala WHO di Twitter, Soal Apa?

2 hari lalu

Elon Musk. REUTERS/Dado Ruvic
Elon Musk Perang Komentar dengan Kepala WHO di Twitter, Soal Apa?

Elon Musk dan Dirjen WHO terlibat perdebatan soal peran PBB dalam pandemi Covid-19.


PPP Menilai Alasan Jokowi Tiadakan Buka Puasa Bersama Tidak Tepat

2 hari lalu

Wakil Sekretaris Jenderal PPP Achmad Baidowi (di tengah) usai konferensi pers terkait Mukernas IV PPP di kantor DPP PPP Diponegoro pada Rabu, 17 Juli 2019. TEMPO/Dewi Nurita
PPP Menilai Alasan Jokowi Tiadakan Buka Puasa Bersama Tidak Tepat

Politikus PPP Achmad Baidowi alias Awiek menanggapi keluarnya surat Sekretaris Kabinet ihwal arahan penyelenggaraan buka puasa bersama.


Bubur Sup Khas Kesultanan Deli Kembali Disajikan Setelah Tiga Tahun Tak Muncul saat Ramadan

2 hari lalu

Jamaah mengambil bubur sup khas Kesultanan Deli di halaman Mesjid Raya Al Mashun Medan, Kamis 23 Maret 2023. ANTARA/M Sahainy Nasution
Bubur Sup Khas Kesultanan Deli Kembali Disajikan Setelah Tiga Tahun Tak Muncul saat Ramadan

Mesjid Raya Al Mashun Medan kembali menyajikan bubur sup khas Kesultanan Deli pada Ramadan tahun ini setelah sempat ditiadakan karena Covid-19


Sederet Aturan Buka Puasa di Bus Transjakarta Selama Bulan Ramadan 1444 Hijriah

3 hari lalu

Warga saat menunggu bus di Halte Transjakarta Bundaran HI yang sedang dilakukan uji coba, Jakarta, Minggu, 9 Oktober 2022. TEMPO/M Taufan Rengganis
Sederet Aturan Buka Puasa di Bus Transjakarta Selama Bulan Ramadan 1444 Hijriah

PT Transjakarta memberlakukan aturan buka puasa di dalam bus dan halte selama bulan Ramadan 1444 Hijriah. Apa saja yang dilarang?


Ed Sheeran Ungkap Masalah Kesehatan, 7 Kali Kena Covid-19 dan Alami Bulimia

3 hari lalu

Ed Sheeran. Foto: Instagram/@teddysphotos
Ed Sheeran Ungkap Masalah Kesehatan, 7 Kali Kena Covid-19 dan Alami Bulimia

Ed Sheeran mengaku sering terkena Covid-19 karena sering bepergian. Apa lagi masalah kesehatan yang ia alami?


Pemerintah Beri Penghargaan Penanganan Covid-19

4 hari lalu

Presiden Joko Widodo bersama  Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, saat acara Penghargaan Penanganan Covid-19 yang digelar di Gedung Dhanapala, Senin (20/03).
Pemerintah Beri Penghargaan Penanganan Covid-19

Penghargaan Penanganan Covid-19 diberikan sebagai wujud apresiasi kepada semua komponen bangsa yang telah bekerja keras mengatasi Pandemi Covid-19.


Data Awal Penyebaran Covid-19 Unggahan Ilmuwan China Menghilang, Kenapa?

4 hari lalu

Rakun bernama Fritzi menyantap makanan di rumah dokter hewan Mathilde Laininger di Berlin, Jerman, 27 Januari 2022. Saat ini Fritzi memiliki akun Instagram dengan sepuluh ribu pengikut. REUTERS/Hannibal Hanschke
Data Awal Penyebaran Covid-19 Unggahan Ilmuwan China Menghilang, Kenapa?

Berdasarkan data awal Covid-19 yang diunggah peneliti China, muncul teori baru bahwa virus corona kemungkinan disebarkan rakun di pasar hewan Wuhan.