TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno berita hari ini dimulai dari topik tentang Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) memperbarui informasi tentang gejala virus corona COVID-19. CDC menambah enam gejala baru pasien COVID-19, yakni panas dingin, menggigil, nyeri otot, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan kehilangan rasa atau bau.
Berita terpopuler selanjutnya, gempa tektonik berkekuatan 3,4 Skala Magnitudo lemah mengguncang kawasan leher Pulau Sulawesi, tepatnya di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Selasa 28 April 2020. Gempa terjadi pada pukul 00.20 WIB atau 01.20 WITA.
Juga tentang Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG mengakui kalau laut di Indonesia menyimpan potensi bahaya tsunami non tektonik yang cukup besar. Pernyataan BMKG menyusul pemetaan potensi bahaya tsunami dari Selat Makassar oleh tim peneliti gabungan dari Heriot-Watt University Edinburgh, Institut Teknologi Bandung, dan University College London.
Berikut tiga berita terpopuler di kanal Tekno:
1. Gejala COVID-19 Bukan Cuma Batuk, Demam, dan Sesak Napas
Petugas medis Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sumut memeriksa suhu tubuh seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Malaysia ketika akan mengikuti senam dan berjemur di bawah sinar matahari saat menjalani karantina di Pangkalan Udara Militer (Lanud) Soewondo Medan, Sumatera Utara, Sabtu, 11 April 2020. Sebanyak 513 TKI yang berasal dari berbagai daerah di Sumut dan sekitarnya yang menjalani proses karantina COVID-19 sementara tersebut saat ini kondisi kesehatannya baik dan tidak ada menunjukan gejala infeksi seperti demam, batuk dan sesak nafas. ANTARA
Sesak napas selama ini digunakan untuk mengenali atau membedakan infeksi virus corona COVID-19 dari virus corona penyebab flu pada umumnya. Gejala sesak napas, demam tinggi, dan batuk, begitu identifikasi yang digunakan sebelum dilakukan tes darah maupun gen virus.
Empat bulan berlalu sejak wabah virus corona itu menyebar di dunia, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) memperbarui informasi tentang gejala tersebut. CDC menambah enam gejala baru pasien COVID-19 yakni panas dingin, menggigil, nyeri otot, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan kehilangan rasa atau bau.
“Orang yang terinfeksi COVID-19 dilaporkan memiliki beragam gejala, mulai dari ringan hingga parah yang mungkin muncul 2-14 hari setelah terpapar virus,” bunyi pernyataan CDC di situs webnya.
2. Gempa Kembali Guncang Donggala dan Palu, Ini Keterangan BMKG
Lokasi gempa yang mengguncang Donggala, Sulawesi Tengah, Selasa dinihari 28 April 2020. Twitter.com
Gempa tektonik berkekuatan 3,4 Skala Magnitudo lemah mengguncang kawasan leher Pulau Sulawesi, tepatnya di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Selasa 28 April 2020. Gempa terjadi pada pukul 00.20 WIB atau 01.20 WITA.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merekamnya dan mengukur intensitas getaran gempa itu pada skala II MMI hingga Kota Palu dan Parigi. Skala itu mengilustrasikan getaran yang hanya dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang
Menurut informasi dari laman BMKG, pusat gempa berada di darat dengan kedalaman 10 kilometer. Lokasinya 0,67 LS dan 119,87 BT atau hanya berjarak tiga kilometer arah timur Kampung Wani.
3. BMKG Beberkan Potensi Bahaya Tsunami non Tektonik di Indonesia
Kondisi Jembatan Ponulele yang hancur setelah bencana gempa bumi berkekuatan 7,4 SR dan tsunami di kawasan Pantai Talise, Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu, 29 September 2018. Gempa dan tsunami yang terjadi di Donggala-Palu pada Jumat sore, 28 September 2018 tersebut, menyebabkan kerusakan besar dan ratusan korban tewas. TEMPO/Muhammad Hidayat
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG mengakui kalau laut di Indonesia menyimpan potensi bahaya tsunami non tektonik yang cukup besar. Pernyataan BMKG menyusul pemetaan potensi bahaya tsunami dari Selat Makassar oleh tim peneliti gabungan dari Heriot-Watt University Edinburgh, Institut Teknologi Bandung, dan University College London.
BMKG mencatat beberapa kejadian tsunami itu yang terjadi akibat longsoran di bawah laut maupun tsunami masa lalu yang belum terungkap penyebabnya. "Ini merupakan pertanda bahwa wilayah perairan kita menyimpan potensi bahaya tsunami non tektonik yang cukup besar," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono melalui pesannya yang diterima di Jakarta, Senin 27 April 2020.
Dia menyayangkan, kajian mengenai potensi longsoran dasar laut yang dikaitkan dengan risiko tsunami di Indonesia masih sangat jarang. Kebanyakan, kata Daryono, kajian risiko tsunami akibat gempa tektonik.