TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah siswa dari berbagai satuan pendidikan menggagas pembuatan alat pelindung wajah (face shield) sebagai bagian dari alat pelindung diri (APD) tenaga medis. Mereka membuatnya untuk tenaga medis yang menangani pasien COVID-19 di Jabodetabek.
"Kami pastikan setiap face shield ini dibuat sesuai standar agar aman digunakan oleh tenaga medis," kata pelajar Sinarmas World Academy, sekaligus penggagas Teencov19 Face Shield, Vijjasena Sugiono, melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa 28 April 2020.
Hingga saat ini ia bersama belasan siswa dari satuan pendidikan lainnya berhasil memproduksi sekitar 1.100 face shield itu. Sejumlah itu telah dibagikan ke 15 instansi pemerintah termasuk Rumah Sakit Zahirah, RSUD Kramat Jati, dan Kantor Walikota Jakarta Barat.
Setiap minggunya para pelajar yang tergabung di Teencov19 tersebut bisa memproduksi 600 face shield. Mereka mengacu kepada desain APD itu sesuai anjuran alat kesehatan DKI Jakarta serta telah disetujui oleh rumah sakit.
Dalam membuat face shield, Vijjasena menerangkan, memilih siswa yang ingin bergabung hanya berdasarkan rekomendasi masing-masing sekolah. Sebab, dia beralasan, untuk menghasilkan APD berkualitas dibutuhkan komitmen besar.
Sena, panggilan akrabnya, tidak menduga antusias dari para pelajar lainnya begitu tinggi. Mereka bergerak bersama memproduksi, promosi serta penggalangan dananya. "Semua ini dilakukan dengan semangat di tengah kesibukan beradaptasi pembelajaran online," ujar dia.
Pembuatan satu Teencov19 Face Shield memerlukan dana sebesar Rp 5 ribu. Pada fase awal, seluruh anggaran pembuatan ditanggung oleh murid. Namun seiring dengan bertambahnya kapasitas produksi, biaya pembuatan juga bertambah dan Teencov19 mulai melakukan penggalangan dana melalui kitabisa.com.
General Manager Sinarmas World Academy, Deddy Djaja Ria, mengatakan sekolah dan orang tua mendukung penuh kegiatan yang dilakukan para siswa sebagai bentuk kepedulian pandemi COVID-19. "Inisiatif yang dilakukan murid dalam gerakan Teencov19 ini sungguh menjadi kebanggaan kami bukan saja sebagai sekolah tapi juga sebagai bangsa Indonesia," kata dia.
Menurut Deddy, para siswa tersebut tidak hanya mendemonstrasikan kepintaran tetapi juga besarnya nilai kemanusiaan serta kemampuan bekerja sama dalam bermasyarakat. "Momen mengharukan adalah ketika melihat face shield kami sampai dan dipakai oleh para tenaga medis," ujarnya.