TEMPO.CO, Jakarta - Ilmuwan legendaris dari Australia yang juga penemu teori chaos dalam matematika dan fisika, Vale Robert May, meninggal di usia 84 tahun pada 28 April 2020. Dia merupakan ilmuwan Negeri Kanguru terbesar di abad ini yang telah dianugerahi secara virtual hampir setiap kehormatan yang bisa ditawarkan oleh organisasi atau perusahaan di Inggris.
May lahir di Sydney pada 1936 dan awalnya adalah seorang fisikawan dan menjadi profesor fisika teoretis di Universitas Sydney pada 1969. Namun pada 1973 ia menggeser disiplin ilmunya, menjadi profesor zoologi di Universitas Princeton, sebelum pindah ke Oxford pada 1988.
Dia dianugerahi berbagai jabatan dan penghargaan mulai dari profesor di Oxford, presiden Royal Society of London, gelar ksatria, kursi di House of Lords di Inggris, peran sebagai kepala penasihat ilmiah untuk pemerintah Inggris, dan keanggotaan Ordo Merit, hadiah pribadi Ratu yang eksklusif hanya kepada 24 orang yang masih hidup.
May membawa wawasan matematika dari seorang ahli fisika ke bidang ekologi deskriptif yang kemudian sebagian besar, mengubahnya menjadi ilmu teoritis dengan dasar matematika yang kuat. Namun, ia mengakui kompleksitas ekologi dibandingkan dengan fisika. Dia pernah mengatakan, "ekologi bukanlah ilmu roket, itu jauh lebih sulit dari itu".
Warisannya sangat penting dalam krisis saat ini. Jumlah reproduksi dasar suatu penyakit, R0, adalah konsep statistik yang menyerap banyak diskusi tentang bagaimana mengelola pandemi virus corona COVID-19. Prinsipnya adalah, jika bisa bisa menekan nilai R0 di bawah satu dan mempertahankannya di sana, penyakit itu bisa hilang.
Bersama kolaborator abadinya, Profesor Roy Anderson dari Imperial College, May membawa konsep ini ke manajemen penyakit menular lebih dari 40 tahun yang lalu. Penyulingan proses ekologis yang kompleks menjadi konsep matematika sederhana adalah tipikal wawasan ilmiahnya.