TEMPO.CO, Jakarta - Di Indonesia, hanya butuh 6,7 tes untuk deteksi satu kasus positif COVID-19. Angka jumlah tes itu tergolong paling rendah di antara negara-negara di kawasan Asia Tenggara: Vietnam, Myanmar, Malaysia, Thailand, Singapura, dan Filipina.
Literasi yang disusun Lifepal, sebuah media ekonomi online berbasis berbasis di Jakarta, mengungkap itu berdasarkan riset data yang dilakukannya per 27 April 2020. Data jumlah tes yang dilakukan untuk mendeteksi satu kasus terkonfirmasi dicuplik dari hasil riset tim gabungan peneliti lulusan University of Oxford dan University of Edinburgh pada platform Our World in Data.
"Tim tersebut mengumpulkan data dari departemen kesehatan negara terkait, di mana untuk Indonesia didapatkan dari Kementerian Kesehatan, lewat laman Infeksi Emerging," kata Ruben Setiawan, manajer konten di PT Lifepal Technologies Indonesia.
Sebagai gambaran, jumlah tes terbanyak untuk bisa mendeteksi satu kasus positif COVID-19 adalah sebesar 788,8 yaitu di Vietnam. Ini sejalan dengan data selama ini bahwa Vietnam dianggap paling berhasil mengendalikan penyebaran virus corona penyebab pandemi tersebut.
Urutan berikutnya adalah Myanmar (45,7), Malaysia (24,0), Thailand (18,3), Singapura (12,5), dan Filipina (10,6).
Menurut Ruben, angka 6,7 di Indonesia bisa berarti dua hal. Pertama, jumlah kasus COVID-19 yang sangat besar atau penularan yang amat luas. Kedua, terlalu sedikit tes yang sudah dilakukan padahal banyak yang positif. Ini didukung dengan rasio tes per seribu penduduk di Indonesia yang juga hanya 0,22, hanya lebih baik daripada Myanmar.