Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Studi: Kadar Vitamin D Rendah Lebih Mungkin Terinfeksi Corona

Reporter

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Ilustrasi vitamin dan suplemen. TEMPO/Subekti
Ilustrasi vitamin dan suplemen. TEMPO/Subekti
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah studi pendahuluan telah menemukan bukti sementara yang menunjukkan bahwa kadar vitamin D yang rendah membuat seseorang lebih mungkin meninggal setelah tertular virus corona.

Penelitian yang dipublikasikan di situs pra-cetak Research Square ini membandingkan tingkat rata-rata vitamin D di 20 negara Eropa dengan tingkat infeksi dan kematian COVID-19, sebagaimana dikutip Daily Mail, 1 Mei 2020.

Studi ini mengungkapkan korelasi yang meyakinkan di mana negara-negara dengan kadar vitamin D yang rendah juga merupakan negara-negara dengan tingkat kematian dan tingkat terinfeksi COVID-19 tertinggi.

Studi ini belum ditinjau oleh rekan sejawat dan belum diteliti oleh ilmuwan lain dan tidak dapat membuktikan vitamin D adalah alasan di balik hubungan ini.

Namun, para ilmuwan dari Queen Elizabeth Hospital Foundation Trust dan University of East Anglia menulis dalam studi mereka: "Kami percaya, bahwa kami dapat menyarankan suplemen Vitamin D untuk melindungi dari infeksi SARS-CoV2."

Temuan ini mendukung penelitian terpisah yang juga menemukan vitamin D dapat meningkatkan peluang seseorang untuk sembuh setelah tertular virus corona.

Percobaan sepuluh minggu dari Universitas Granada saat ini sedang berlangsung setelah sebuah studi baru-baru ini oleh Trinity College Dublin menemukan orang dewasa yang mengonsumsi suplemen vitamin D mengalami penurunan  chest infection atau infeksi respiratorik bawah akut (IRBA) sebesar 50 persen.

Studi terbaru menggunakan data yang sudah ada sebelumnya tentang kadar vitamin D, termasuk dari studi komprehensif 2019 yang dipimpin oleh Paul Lips, Profesor Emeritus penyakit dalam di Vrije Universiteit Amsterdam.

Studi sebelumnya mengumpulkan data tentang tingkat populasi vitamin D di seluruh Eropa dan Timur Tengah. Studi ini melibatkan pengambilan pengukuran vitamin D dari ribuan orang.

Studi terbaru tentang efektivitas vitamin itu terhadap COVID-19 dengan mempersempit data ini ke 20 negara, untuk meniadakan faktor-faktor yang mengganggu, seperti garis lintang suatu negara.

Jumlah rata-rata vitamin D dalam sampel serum adalah (56 nmol/l), sementara di bawah 30nmol/l dianggap 'sangat kurang'.

Studi terbaru mengambil basis data tingkat vitamin D yang ada dan menemukan tingkat vitamin D yang sangat rendah pada orang tua, demografi yang lebih berisiko meninggal setelah tertular virus corona.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Studi ini menunjukkan kadar vitamin D 26nmol/l di Spanyol, 28 nmol/l di Italia dan 45 nmol/l di negara-negara Nordik pada orang tua,” tulis para peneliti.

“Di Swiss, tingkat vitamin D rata-rata adalah 23 (nmol/l) di panti jompo dan di Italia 76 persen wanita di atas 70 tahun ditemukan memiliki tingkat sirkulasi di bawah 30nmol/l.

“Ini adalah negara-negara dengan jumlah kasus COVID–19 yang tinggi dan orang yang menua adalah kelompok dengan risiko tertinggi untuk morbiditas dan mortalitas dengan SARS-Cov2,” ujar penulis.

Vitamin D dapat masuk ke dalam tubuh manusia baik melalui makanan tertentu, seperti ikan dan jamur, atau dapat diproduksi oleh sel-sel kulit ketika terkena sinar matahari.

Analisis statistik sederhana, yang disebut uji-t, kemudian dilakukan pada dua set data untuk menentukan hubungan yang menggali korelasi antara kematian dan tingkat vitamin D.

"Kelompok populasi yang paling rentan untuk COVID-19 juga merupakan kelompok yang paling kekurangan vitamin D," para peneliti menyimpulkan dalam laporan awal mereka.

Masih belum diketahui mengapa vitamin D dapat menawarkan perlindungan terhadap infeksi oleh virus corona SARS-CoV-2 dan pengembangan selanjutnya COVID-19.

Namun, penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang diterbitkan sebelum munculnya virus corona baru. Kadar vitamin D yang sehat telah dikaitkan dengan pengurangan risiko penyakit pernapasan lainnya, seperti influenza, tuberkulosis, dan asma pada anak.

Baru-baru ini, peneliti kanker kulit Dr Rachel Neale mengatakan bahwa memiliki kadar vitamin D yang rendah dapat berakibat fatal jika seseorang juga memiliki virus corona. "Sekarang, lebih dari sebelumnya, bukan saatnya kekurangan vitamin D," kata Dr. Neale kepada The Australian.

DAILY MAIL | THE AUSTRALIAN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

4 hari lalu

Ilustrasi kemacetan arus mudik / balik. TEMPO/Prima Mulia
Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.


Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

5 hari lalu

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi didampingi Dirjen Perhubungan Darat Hendro Sugiatno(kanan) dan Dirjen Perkeretaapian Mohamad Risal Wasal (kiri) menyampaikan keterangan pers usai rapat koordinasi di Kantor Otoritas Bandara Wilayah IV, Badung, Bali, Minggu, 31 Desember 2023. Kementerian Perhubungan bersama berbagai pihak terkait melakukan evaluasi usai kemacetan parah pada Jumat malam (29/12) serta menyiapkan sejumlah rencana dan skema untuk mengantisipasi kemacetan khususnya selama masa libur tahun baru di jalan akses sekitar Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.


Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

8 hari lalu

Sejumlah calon penumpang pesawat antre untuk lapor diri di Terminal 3 Bandara Sekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu 19 April 2023. PT Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara Soekarno Hatta memprediksi puncak arus mudik lewat bandara Soetta terjadi mulai H-3 atau Rabu (19/4) dengan pergerakan pesawat yang terjadwal mencapai 1.138 penerbangan dengan total penumpang 164.575 hingga H-1 atau Jumat (21/4). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

AP II mencatat jumlah penumpang pesawat angkutan Lebaran 2024 di 20 bandara yang dikelola perusahaan meningkat sekitar 15 persen.


Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

9 hari lalu

Aktivitas pekerja di pabrik obat PT Indofarma (persero) Cibitung, Bekasi, Selasa (10/04). PT Indofarma akan melakukan investasi sebesar Rp 100 milliar untuk mengembangkan produksi generik dan herbal dan memenuhi kebutuhan bahan baku yang saat ini 90% masih Impor. TEMPO/Dasril Roszandi
Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

Indofarma ambruk karena salah perhitungan kapan pandemi COvid-19 berakhir, sehingga banyak obat sakit akibat virus corona tak terjual


Epidemiolog: Kasus Flu Singapura Bisa Bertambah Karena Idul Fitri dan Mudik Lebaran

11 hari lalu

Sejumlah pemudik menunggu jadwal keberangkatan kereta dari Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Jumat, 5 April 2024. Sebanyak 17.994 orang meninggalkan Kota Jakarta melalui Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, untuk mudik ke kampung halaman ke berbagai daerah pada H-5 Lebaran. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Epidemiolog: Kasus Flu Singapura Bisa Bertambah Karena Idul Fitri dan Mudik Lebaran

Jumlah kasus flu Singapura bisa bertambah lagi seiring momentum Idul Fitri dan mudik Lebaran yang membuat intensitas pertemuan di masyarakat meninggi.


Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

11 hari lalu

Flu Singapura.
Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

Vaksin untuk menangkal penyebaran flu Singapura belum ada di Indonesia, padahal tingkat penyebaran dan infeksinya cukup signifikan mengalami lonjakan.


Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

14 hari lalu

Ilustrasi virus flu. freepik.com
Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

Diyakini kalau seluruh kasus Flu Singapura di Indonesia menginfeksi anak-anak. Belum ada kasus orang dewasa.


Restrukturisasi Kredit Berakhir, Bank Mandiri: Sebagian Debitur Terdampak Telah Masuk Tahap Normalisasi

14 hari lalu

Restrukturisasi Kredit Berakhir, Bank Mandiri: Sebagian Debitur Terdampak Telah Masuk Tahap Normalisasi

Bank Mandiri menyatakan bahwa kondisi para debiturnya yang terdampak Covid-19 telah kembali normal.


OJK Umumkan Restruktursisasi Kredit Perbankan Covid-19 Berakhir, Begini Artinya Bagi Pelaku Usaha

14 hari lalu

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar memberikan buku Taksonomi Untuk Keuangan Berkelanjutan Indonesia kepada Presiden Joko Widodo saat Pertemuan Industri Jasa Keuangan Tahun 2024 di Jakarta, Selasa 20 Februari 2024. Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) merupakan wadah penyampaian arah kebijakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kepada Industri Jasa Keuangan, serta sebagai bentuk akuntabilitas dan transparansi kinerja OJK kepada publik. PTIJK 2024 mengambil tema Sektor Jasa Keuangan yang Kuat dan Stabil untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan. TEMPO/Subekti.
OJK Umumkan Restruktursisasi Kredit Perbankan Covid-19 Berakhir, Begini Artinya Bagi Pelaku Usaha

OJK sampaikan restrukturisasi kredit perbankan untuk mengatasi dampak Covid-19 berakhir pada 31 Maret 2024,. Apa artinya bagi pelaku usaha?


Restrukturisasi Kredit Covid-19 Resmi Berakhir, BRI Optimistis Tak Berdampak Signifikan pada Kinerja

14 hari lalu

Direktur Utama BRI Sunarso pada Press Conference Pemaparan Kinerja Keuangan Kuartal IITahun 2022 pada Rabu, 27 Juli 2022.
Restrukturisasi Kredit Covid-19 Resmi Berakhir, BRI Optimistis Tak Berdampak Signifikan pada Kinerja

BRI tetap optimistis atas keputusan OJK untuk menghentikan stimulus restrukturisasi kredit terdampak Covid-19.