TEMPO.CO, Jakarta - Hingga saat ini sudah berhasil disusun 13 genom utuh virus corona Covid-19 dari sampel spesimen di Indonesia. Mereka terdiri dari tujuh yang disusun di laboratorium Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dan enam dari hasil kerja tim peneliti di Universitas Airlangga, Surabaya.
"Seluruhnya sudah dilaporkan ke pusat data GISAID," kata Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio kepada ANTARA, Minggu 10 Mei 2020. GISAID adalah sebuah inisiatif untuk mendukung proses cepat dalam berbagi inframasi data genom SARS-CoV-2, virus corona penyebab Covid-19, dari seluruh dunia.
Adapun tujuh yang disetor dari Eijkman termasuk tiga yang dilaporkan pertama pada Senin 4 Mei lalu. Tiga genom virus corona Covid-19 itu pun, Amin mengungkapkan, telah selesai diidentifikasi GISAID dan hasilnya tidak termasuk dalam tiga tipe yang sudah dikelompokkan secara global yaitu S, G, V.
"Itu berarti tiga data hasil urutan genom virus corona Covid-19 di Indonesia berbeda dari tiga tipe dunia yang telah teridentifikasi," kata Amin.
Dia menjelaskan, perbedaan itu bisa terjadi karena virus bermutasi, dan proses mutasinya merupakan bagian dari siklus hidup virus tersebut untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan. Sementara, hasil urutan whole genom sequencing lainnya, menurut Amin, belum dianalisis oleh GISAID sehingga belum diketahui masuk pada tipe yang mana.
"Yang baru dianalisis tiga pertama itu yang tidak termasuk dalam kelompok yang sudah ada," kata profesor mikrobiologi klinis di Universitas Indonesia itu.
Sebelumnya, Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan pengurutan genom virus utuh diperlukan untuk mengetahui asal virus yang beredar di Indonesia. Lalu, menemukan vaksinnya.
"Yang paling penting bisa melacak rute transmisi virus itu di Indonesia, jadi artinya kita ingin tahu virus di Indonesia itu didapat dari mana," kata Menristek Bambang dalam bincang bersama salah satu media swasta di Indonesia yang ditayangkan secara langsung, Jakarta, Jumat.
Transmisi atau penularan itu yang nantinya bisa dideteksi melalui whole genom sequencing yang sekaligus juga menentukan seberapa cepat virus corona itu beradaptasi ketika menyebar di Indonesia.