TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan ada sekitar tujuh atau delapan kandidat teratas untuk vaksin virus corona Covid-19. Pengerjaan kandidat vaksin tersebut juga dikabarkan sedang dipercepat.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menerangkan pada awal Maret lalu dirinya menyebutkan bahwa diperlukan waktu 12-18 bulan untuk mendapatkan vaksin itu. Namun, dia mengatakan upaya tersebut dipercepat, dibantu dengan dana US$ 8 miliar dari 40 pemimpin negara, organisasi, dan bank untuk penelitian, pengobatan, dan pengujian.
"Kami memiliki kandidat vaksin yang baik sekarang," kata Tedros, seperti dikutip laman New York Post, Senin, 11 Mei 2020. “Yang teratas sekitar tujuh atau delapan. Tetapi kami memiliki lebih dari seratus kandidat.”
Meski begitu, Tedros menyebutkan bahwa US$ 8 miliar tidak akan cukup, dan dana tambahan akan diperlukan untuk mempercepat pengembangan vaksin. Dan yang lebih penting, kata dia, memastikan bahwa vaksin ini menjangkau semua orang.
"Kami fokus pada beberapa kandidat yang kami miliki yang dapat membawa hasil yang mungkin lebih baik dan mempercepat kandidat tersebut dengan potensi yang lebih baik," ujarnya.
Baca juga:
Tedros tidak mengidentifikasi detail mengenai kandidat vaksin teratas itu. Sejak Januari, Tedros berujar, WHO telah bekerja dengan ribuan peneliti di seluruh dunia untuk mempercepat dan melacak pengembangan vaksin mulai dari pengembangan model hewan hingga desain uji klinis.
Tedros mengatakan ada juga konsorsium lebih dari 400 ilmuwan yang terlibat dalam pengembangan dan diagnosa vaksin. Dia menekankan bahwa Covid-19 sangat menular dan membunuh, dengan lebih dari 4 juta kasus sekarang dilaporkan ke WHO dan hampir 275.000 meninggal.
Wakil Sekretaris Jenderal PBB Amina Mohammed memberikan pengarahan agar semua negara bersama-sama untuk memberikan prioritas kepada masyarakat yang paling rentan. Dia menyerukan program bantuan utang baru untuk negara-negara yang rentan sehingga ekonomi mereka dapat pulih.
Menurut Amina, langkah-langkah untuk melindungi dan merangsang ekonomi, dari transfer tunai ke kredit dan pinjaman harus ditargetkan pada perempuan, “yang mayoritas dari mereka berada dalam perekonomian informal yang paling terpukul, dan yang berada di garis depan respons masyarakat,” tutur Amina.
Organisasi Buruh Internasional (ILO) memperkirakan akan ada sekitar setara dengan 305 juta pekerjaan penuh waktu akan hilang di seluruh dunia pada kuartal kedua tahun ini, dan berakhir pada 30 Juni.
NEW YORK POST | REUTERS