TEMPO.CO, Jakarta - Senyawa eucalyptol atau 1,8-cineole menjadi komponen kunci dari potensi antivirus corona yang dimiliki tanaman eukaliptus (Eucalyptus sp.). Senyawa tersebut telah diuji di laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian, dan menunjukkan kemampuan membunuh sekitar 80 persen virus termasuk virus corona.
Kepala Balitbangtan, Fadjry Djufry, menerangkan bahwa proses uji diawali dengan cara mencari kecocokan antara bahan aktif dan potensi membunuh virus dari dari sekian banyak minyak atsiri yang ada. Proses uji ini dilakukan dengan cara penambatan molekul melalui metode komputasi.
“Dari sekian banyak minyak atsiri, salah satunya minyak atsiri Eucalyptus yang di dunia ada 700 spesies," katanya dikutip dari dari situs resmi Balitbangtan, 11 Mei 2020.
Proses uji mencari kecocokan melalui molecular docking itu lalu dilanjutkan dengan uji in vitro di laboratorium Biosafety Level 3 (BSL-3). Senyawa aktif Eucalyptus sp. bisa membunuh 80–100 persen beberapa virus seperti yang sudah diumumkannya beberapa hari sebelumnya.
Angka efektivitas itu lebih besar daripada yang pernah disebutkan Kepala Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Kementerian Pertanian, Evi Safitri, yang sebesar 60-80 persen. "Setelah hasilnya kita lihat bagus, kita lanjutkan ke penggunaan nanoteknologi agar kualitas hasil produknya lebih bagus,” kata Fadjry.
Fadjry berharap, hasil telusur ilmiah serta riset daya antivirus Eucalyptus yang dilakukan Balitbangtan dapat memberikan informasi ilmiah berbasis riset kepada masyarakat tentang potensi tanaman tersebut sebagai antivirus. Termasuk bisa menguji lebih lanjut menggunakan virus Covid-19.
“Kamia mendorong pengujian-pengujian lebih lanjut dengan menggandeng berbagai pihak, seperti Kemenkes juga lembaga akademisi sehingga betul-betul memperoleh hasil yang lebih optimal."
Sebagai tindak lanjut hasil riset tersebut, Balitbangtan juga mencoba mengembangkan produk antivirus dengan membuat minyak eukaliptus melalui proses destilasi uap di laboratorium Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Kemudian diuji efektivitasnya di Balai Besar Penelitian Veteriner.