TEMPO.CO, Jakarta - Korban meninggal harian di Spanyol akibat virus corona Covid-19 turun di bawah 100 untuk pertama kalinya dalam dua bulan terakhir. Menurut data kementerian kesehatan negara itu, total kematian akibat virus naik 87 pada Minggu, 17 Mei 2020, sehingga menjadi 27.650, sementara jumlah kasus yang dikonfirmasi naik menjadi 231.350 dari 230.698.
Kepala darurat kesehatan Fernando Simon memperingatkan bahwa angka kematian yang rendah dapat disebabkan oleh keterlambatan pelaporan pada akhir pekan. "Kementerian sedang menyiapkan cadangan, tapi kami memiliki kebutuhan sumber daya yang cukup untuk menangani tingkat pasien saat ini," ujar dia, seperti dikutip laman Reuters, Minggu, 17 Mei 2020.
Pengumuman angka kematian tersebut juga bersamaan dengan ketika beberapa bagian negara di Negeri Matador itu bersiap untuk melonggarkan langkah-langkah karantina wilayah. Spanyol menjadi salah satu negara di Eropa dengan kebijakan karantina wilayah yang paling ketat pada 14 Maret, dalam upaya menahan penyebaran virus corona.
Karena populasi sebagian besar tetap terkurung di rumah masing-masing, tingkat infeksi baru dan kematian terus menurun, serta mendorong pemerintah untuk mulai membuka isolasi.
Seorang dokter di Madrid, Spanyol, mengatakan kepada Reuters bahwa dia khawatir rumah sakit tidak akan mampu mengatasi jika ada lonjakan kedua wabah penyakit itu datang. "Saya harus mengatakan bahwa kami belum siap menghadapi gelombang kedua meskipun lebih kecil," kata Belen, yang tidak menyebutkan nama belakangnya.
Ketika pemerintah mulai mencabut pembatasan pergerakan, pihak berwenang mempertimbangkan untuk memperluas penggunaan masker wajib pada angkutan umum, mencakup semua ruang publik. "Ada konsensus yang cukup bahwa kita harus memperkuat penggunaan masker wajib," kata Menteri Kesehatan Salvador Illa.
Dari hari Senin, 11 Mei lalu, penduduk Kepulauan Canary yang berpenduduk jarang di La Graciosa, El Hierro, dan La Gomera, serta Formentera di Balearic, aktivitas berangsur kembali seperti semula. Namun, di Madrid dan Barcelona, yang sangat terpukul, pembatasan yang lebih ketat akan tetap diberlakukan.
Protes juga bermunculan dalam sepekan terakhir, dengan warga Spanyol yang tidak puas menyuarakan kekecewaan mereka atas penanganan krisis oleh pemerintah. Namun, Perdana Menteri Pedro Sanchez mengatakan pada Sabtu, 16 Mei, bahwa ia akan meminta persetujuan parlemen untuk memperpanjang keadaan darurat negara itu sampai akhir Juni, ketika sebagian besar wilayah seharusnya kembali normal.
REUTERS | DW