Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hacker Rilis 169 Email Rahasia Trump Setelah Dicap Teroris Siber

Reporter

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Ekspresi Presiden AS Donald Trump saat berbincang dengan Wakil Presiden Rantai Pasokan Terpadu Honeywell, Tony Stallings ketika mengunjungi pabrik masker di Phoenix, Arizona, AS, 5 Mei 2020. Pabrik masker Honeywell ini memproduksi respirator N95 untuk pekerja kesehatan. REUTERS/Tom Brenner
Ekspresi Presiden AS Donald Trump saat berbincang dengan Wakil Presiden Rantai Pasokan Terpadu Honeywell, Tony Stallings ketika mengunjungi pabrik masker di Phoenix, Arizona, AS, 5 Mei 2020. Pabrik masker Honeywell ini memproduksi respirator N95 untuk pekerja kesehatan. REUTERS/Tom Brenner
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah FBI mengklasifikasikan ancaman ransomware untuk mempublikasikan data curian terkait Presiden Trump sebagai terorisme, geng hacker (peretas) REvil telah menerbitkan tahap pertama email-email yang diklaim rahasia memalukan presiden itu, sebagaimana dilaporkan Forbes, 17 Mei 2020.

Sebelumnya, pada 15 Mei, Forbes melaporkan bahwa peretas ransomware terkenal yang dikenal sebagai REvil atau Sodinokibi mengklaim memiliki "rahasia memalukan" Presiden Trump setelah pencurian data yang sukses dari sebuah firma hukum New York.

Setelah menerbitkan dokumen hukum yang terkait dengan Lady Gaga di web gelap sebagai bukti niat mereka, geng itu mengancam akan menerbitkan rahasia Trump jika tebusan terbesar yang pernah ada, US$ 42 juta (Rp 624 miliar), tidak dibayar.

"Orang berikutnya yang akan kami publikasikan adalah Donald Trump," kata geng itu, "Ada perlombaan pemilihan umum yang sedang berlangsung, dan kami menemukan satu ton rahasia memalukan tepat waktu. Tuan Trump, jika Anda ingin tetap menjadi presiden, berbuat baiklah pada orang-orang, kalau tidak, Anda mungkin melupakan ambisi ini selamanya."

Setelah tuntutan itu, firma hukum Grubman, Shire, Meiselas, dan Sacks menyatakan FBI mengklasifikasikannya sebagai tindakan terorisme. Pernyataan itu berbunyi, "bernegosiasi dengan atau membayar tebusan kepada teroris adalah pelanggaran hukum pidana federal."

Tampaknya geng kejahatan dunia maya REvil cukup marah sehingga menerbitkan "bagian pertama, dengan informasi yang paling tidak berbahaya" dari data Trump itu.

Brett Callow, seorang analis di Emsisoft dengan keahlian dalam kegiatan kejahatan web gelap, mengatakan kepada Forbes bahwa "sejauh yang saya tahu, tidak ada serangan ransomware yang pernah digolongkan sebagai tindakan teroris."

Callow menambahkan bahwa para penjahat siber itu telah menembak diri mereka sendiri ketika FBI memerintahkan untuk tidak bernegosiasi atau membayar tebusan sehingga mereka "mungkin akan menerbitkan sisa data atau melelangnya."

Dan itulah yang kini terjadi. Dengan kata-kata kasar, dalam bahasa Inggris yang rusak, dan diteruskan oleh Callow ke Forbes, operator REvil mendesak kembali. Tampaknya dipicu oleh klasifikasi terorisme, mereka menulis:

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kami membaca posisi pihak berwenang. Menyatakan ini sebagai aksi terorisme. Posisi Anda adalah pilihan Anda. Ini tidak akan mempengaruhi pekerjaan kami dengan cara apa pun. Hanya saja itu dapat sepenuhnya menghapus bingkai tertentu yang masih kami amati. Tetapi sekarang bukan tentang itu. Tuan Pengacara mengatakan bahwa Donald tidak pernah menjadi klien mereka. Dan dia mengatakan bahwa kami menggertak. Baiklah. Bagian pertama, dengan informasi yang paling tidak berbahaya, kami akan posting."

Di akhir catatan tebusan baru, ada tautan ke tiga unduhan web gelap dan kata sandi untuk mengaksesnya. "Oh, ya, Donald. Ini bagian pertama dari data," kata para penjahat.

Tautan unduhan tersebut menghasilkan total 169 email yang semuanya menyebut Trump. Sesuai dengan kata-kata mereka, email ini memang tidak berbahaya.

Dalam catatan tebusan baru itu, para penjahat mengatakan bahwa mereka akan "melelang data pelanggan setiap minggu," dengan urutan nama terakhir di situs web perdagangan gelap. "Data ini akan dibeli baik oleh para bintang, atau berbagai media dan memeras mereka, atau sekadar orang yang berbaik hati dengan niat baik. Kami tidak peduli. Yang utama adalah kami akan mendapatkan uang," kata para penjahat itu.

Dalam catatan itu, kelompok itu tampaknya mengejek FBI dan kemampuannya untuk "menguraikan kriptografi elliptic," menyebut mereka sebagai idiot. Sementara itu, geng REvil mengatakan akan "bersenang-senang menonton dengan popcorn."

Namun, dengan nada yang jauh lebih menyeramkan, catatan tebusan berakhir dengan peringatan berikut yang tampaknya ditujukan kepada Presiden Trump langsung: "Saya akan bergegas. Di tempat pesaing Anda, saya akan membeli semua data dan meletakkannya tepat di awal pemilihan. Itu akan menyenangkan. Tapi Anda bisa mendahuluinya."

FORBES

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

15 jam lalu

Seseorang terbakar di luar gedung pengadilan tempat persidangan pidana uang tutup mulut mantan Presiden AS Donald Trump sedang berlangsung, di New York, AS, 19 April 2024, dalam tangkapan layar yang diambil dari sebuah video. Reuters TV via REUTERS
Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.


6 Cara Mengetahui Whatsapp Disadap dan Tips Mencegahnya

1 hari lalu

Uji terbatas chatbot Meta AI di versi terbaru aplikasi WhatsApp. Foto : Gsmarena
6 Cara Mengetahui Whatsapp Disadap dan Tips Mencegahnya

Ada beberapa cara mengetahui WhatsApp disadap. Salah satunya adalah adanya perangkat asing yang tersambung. Berikut ciri dan tips mencegahnya.


Peretas: Bebaskan Tahanan Palestina Atau Data Keamanan Israel Dijual

8 hari lalu

Ilustrasi peretasan situs dan data. (Shutterstock)
Peretas: Bebaskan Tahanan Palestina Atau Data Keamanan Israel Dijual

NET Hunter, kelompok peretas yang membobol Kementerian Keamanan Israel, mengatakan akan terus melakukan serangan cyber sampai perang Gaza berhenti.


Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

9 hari lalu

Kandidat presiden dari Partai Republik dan mantan Presiden AS Donald Trump pada  malam pemilihan pendahuluan presiden New Hampshire, di Nashua, New Hampshire, AS, 23 Januari 2024. REUTERS/Mike Segar
Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.


Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

12 hari lalu

Mantan Presiden AS Donald Trump meninggalkan pengadilan Kriminal Manhattan setelah sidang dalam persidangan uang tutup mulut yang akan datang, di New York City, AS, 25 Maret 2024. Curtis Means/Pool via REUTERS
Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

Trump telah mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis dan menyangkal pernah bertemu dengan Stormy Daniels.


Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

16 hari lalu

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pergi setelah konferensi persnya, menjelang KTT NATO, di Vilnius, Lithuania, 10 Juli 2023. REUTERS/Yves Herman
Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih


Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

16 hari lalu

Presiden Donald Trump menyambut kedatangan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, 20 Maret 2018. Lawatan Mohammed bin Salman diperkirakan akan berbicara soal ancaman Iran, termasuk pengaruh dan pengembangan program nuklir Negeri Mullah itu. (AP Photo/Evan Vucci)
Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

Arab Saudi adalah tempat yang dikunjungi Trump setelah dilantik sebagai Presiden AS pada 2017.


Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

21 hari lalu

Foto kombinasi Joe Biden dan Donald Trump. REUTERS/Mark Makela dan Tom Brenner
Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.


Peretasan dan Pembobolan Data Semakin Rawan Terjadi, Ada Biang Kerok yang Terabaikan

23 hari lalu

Ilustrasi hacker. (e-propethic.com)
Peretasan dan Pembobolan Data Semakin Rawan Terjadi, Ada Biang Kerok yang Terabaikan

Ancaman serangan siber meningkat. Maraknya peretasan dan pembobolan data dinilai tak hanya gara-gara para hacker semakin mahir.


Trump Minta Israel Akhiri Perang di Gaza, Ini Alasannya

25 hari lalu

Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjabat tangan setelah pidato Trump di Museum Israel di Yerusalem 23 Mei 2017. [REUTERS / Ronen Zvulun / File Foto]
Trump Minta Israel Akhiri Perang di Gaza, Ini Alasannya

Sebagai sekutu paling loyal, Donald Trump memperingatkan Israel untuk mengakhiri perangnya di Gaza.