TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memantau bibit siklon tropis di Samudra Hindia sebelah barat daya Bengkulu. Pertumbuhan bibit siklon yang dikodekan “98S” itu diamati melalui Tropical Cyclone Warning Centre (TCWC) Jakarta.
"Berdasarkan analisis 21 Mei 2020, pukul 07.00 WIB, bibit siklon tersebut berada di 6,8 LS dan 93,0 BT, atau sekitar 1.072 kilometer sebelah barat daya Bengkulu," kata Pelaksana tugas Deputi Bidang Meteorologi BMKG Herizal dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis 21 Mei 2020.
Bibit siklon tropis “98S” disebut memiliki tekanan udara minimum di pusatnya sebesar 1.000 hPa dengan kecepatan angin maksimum berkisar 25 hingga 30 knot atau 46-56 kilometer per jam. Dia berpotensi menjadi siklon tropis dalam enam hingga 12 jam ke depan dengan pergerakan ke arah tenggara-selatan menjauhi wilayah Indonesia.
Herizal menerangkan, keberadaan bibit siklon tropis “98S” mengakibatkan pertumbuhan awan hujan di sekitarnya, antara lain di wilayah Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat. "Masyarakat diimbau waspada karena diprakirakan daerah-daerah tersebut berpotensi terkena dampak berupa hujan lebat dan angin kencang," katanya.
Selain itu, potensi gelombang laut dengan ketinggian lebih dari tiga meter diperkirakan terjadi di wilayah perairan barat Kepulauan Nias hingga barat Mentawai, Perairan Bengkulu-Pulau Enggano, perairan barat Lampung, Samudra Hindia barat Sumatera, Selat Sunda bagian selatan, perairan selatan Jawa, dan Samudra Hindia selatan Jawa hingga selatan NTB.
Nelayan dan kapal yang melintas diimbau untuk waspada dan berhati-hati, seperti halnya masyarakat di darat diminta siaga terhadap dampak seperti banjir, tanah longsor, dan banjir bandang.