TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan teknologi di Amerika Serikat, Juniper Networks, mengembangkan sistem pelacakan kontak untuk mencegah virus corona mewabah di lingkungannya. Juniper melakukannya ketika negara-negara mulai mengendurkan penguncian wilayah dan mengembalikan aktivitas masyarakatnya.
Perusahaan yang berbasis di Silicon Valley itu berencana membekali sekitar 10 ribu karyawannya dengan lencana pengenal kerja. Sekalipun saat ini mereka masih menerapkan bekerja dari rumah.
"Lencana itu memiliki chip Bluetooth yang akan membantu merekam gerakan dan interaksi pekerja di kantor nanti," ujar Wakil Presiden Juniper, Jeff Aaron, seperti dikutip dari Reuters, Kamis 21 Mei 2020.
Sistem disebut menggunakan router Wi-Fi dan titik akses dari unit Juniper Network Mist yang akan berkomunikasi dengan chip Bluetooth pada lencana. Data yang dikumpulkan akan membantu menentukan karyawan mana yang perlu diuji dan diisolasi setelah seorang kolega dites positif Covid-19.
Bahkan ketika data atau perangkat bluetooth tak digunakan, "Sistem masih bisa mendeteksi ruang-ruang mana yang sedang penuh sesak karena terlacak darri jumlah perangkat yang terkoneksi dengan Wi-Fi."
Aaron mengaku melihat peluang bisnis dari sistem yang sedang dikembangkannya itu. Menurutnya, perusahaan telah berubah dari yang biasanya enggan mengeluarkan uang untuk mengganti teknologi lama.
"Mereka mengatakan: Jika ini adalah alasan bagi saya untuk merobek Wi-Fi lama dan memasukkan Wi-Fi plus solusi BLE (Bluetooth Low Energy) yang didukung pelacakan kontak, saya pasti menggantinya meskipun ada kebutuhan anggaran untuk itu," kata Aaron.
Beberapa perusahaan teknologi perangkat lunak juga telah mengumumkan mengotomatiskan pelacakan kontak di tempat kerja sepanjang pandemi tanpa menimbulkan gangguan untuk pelanggannya. Symbiosy yang berbasis di Slovakia, misalnya.
Bersama dengan sensor dari mitra teknologi Quuppa, alat yang diproduksinya dapat membantu mengidentifikasi sekitar 40 orang untuk diuji setelah seorang karyawan terinfeksi Covid-19 hingga rentang sebulan sebelumnya. Alat diklaim lebih akurat daripada harus mengecek atau mengidentifikasi secara manual.
"Dan kami harus mengirim dua kali lebih banyak orang untuk pengujian jika hanya menganalisis data log akses gedung," kata Tomas Melisko, Kepala Unit Perusahaan Realbias HB Reavis, Symbiosy
REUTERS