TEMPO.CO, Jakarta - Eli Lilly and Co mengatakan pada hari Senin, 1 Juni 2020, bahwa pihaknya telah memulai uji coba tahap awal untuk menguji pengobatan potensial untuk Covid-19, dalam studi pertama dunia tentang pengobatan antibodi terhadap penyakit tersebut.
Lilly adalah salah satu dari beberapa pembuat obat dan lembaga penelitian yang bekerja pada vaksin, antivirus dan perawatan lain untuk membantu mereka yang terinfeksi virus corona baru yang menyebar cepat, yang telah membunuh lebih dari 370.000 jiwa di seluruh dunia.
Obat antivirus dari Gilead Sciences yang disebut remdesivir telah menunjukkan beberapa harapan penanganan Covid-19 dan sedang diberikan kepada pasien oleh beberapa negara di bawah aturan penggunaan darurat.
Lilly, sebagaimana dilaporkan Reuters, mengatakan studi tahap awal akan menilai keamanan dan tolerabilitas pada pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit dan hasilnya diantisipasi pada akhir Juni.
Perlakuan eksperimental, LY-CoV555, telah dikembangkan melalui kolaborasi dengan AbCellera Biologics yang diadakan secara pribadi, yang bermitra dengan Lilly pada bulan Maret.
Pengobatan Lilly adalah antibodi yang diarahkan terhadap struktur protein berbentuk lonjakan dari virus corona dan dirancang untuk memblokirnya dari upaya penguncian ke sel manusia, sehingga menetralkan virus itu.
Pembuat obat itu mengatakan pengobatan antibodi dikembangkan setelah diidentifikasi dari sampel darah yang diambil dari salah satu pasien pertama AS yang pulih dari penyakit paru-paru yang disebabkan oleh virus corona baru.
Lilly mengatakan pihaknya berharap untuk pindah ke tahap pengujian berikutnya, mempelajari pengobatan potensial pada pasien Covid-19 yang tidak dirawat di rumah sakit, jika obat tersebut terbukti aman.
Perusahaan saingan Regeneron Pharmacuticals Inc telah mengatakan rencananya untuk memulai studi klinis pada bulan Juni untuk menguji pengobatan koktail antibodi untuk virus corona baru dan bertujuan untuk memiliki ratusan ribu dosis pencegahan tersedia pada akhir Agustus. Saham Lilly naik 2,5 persen pada US$ 156,75 sebelum penutupan.
REUTERS