Terkejut dengan temuannya sendiri, Namdar sempat curiga kalau sampel telah terkontaminasi bekas riset daun ganja di laboratoriumnya. Jadi, mereka mengambil ulang sampel dari altar kuno dan mebawanya ke laboratorium lain di Universitas Yahudi Yerusalem. “Dan hasilnya, sama,” kata Arie.
Penelitian terbaru mengungkap kalau batu persembahan yang lebih kecil mengandung bakaran tanaman ganja dan kotoran hewan. “Kelihatannya kotoran itu digunakan untuk membakar ganja. Kotoran terbakar lambat sehingga bisa memperlama proses pembakaran,” kata Arie.
Sedang batu persembahan yang lebih tinggi memiliki sisa frankincense dan lemak hewan yang berperan membantu evaporasi resin dari tanaman itu. Menurut Arie, altar ini sekaligus menyediakan bukti pertama kalau frankincense yang biasa digunakan masyarakat Arab digunakan pula dalam praktik di Kerajaan Yehuda.
“Secara khusus, temuan ganja mengindikasikan kalau orang-orang mungkin telah dengan sengaja memanfaatkan jenis tanaman itu untuk khasiat halusinogenik-nya untuk menstimulasi ekstasi selama upacara keagamaan, setidaknya semasa abad 8 SM,” kata Arie.
Praktik di altar itu juga mengingatkan kepada First Temple, juga dikenal sebagai Altar Solomon yang juga berlokasi di Kerajaan Yehuda dan digunakan pada masa yang sama. Kitab Suci menulis altar Solomon menggunakan frankincense.
Patrick McGovern dari Biomolecular Archaeology Project di Pennsylvania Museum di Philadelphia, Amerika Serikat, menilai temuan kasus penggunaan tanaman psikoaktif dalam ritual keagamaan kuno suku di Israel sangat revolusioner. Namun dia berharap ada studi lebih mendalam lagi. “Dugaan bahwa ganja dipanaskan untuk melepaskan zat psikoaktifnya ketimbang aromanya--yang digantikan dari resin--masih memiliki banyak pertanyaan,” katanya.
Dia memberi catatan kalau kitab suci Yahudi tak ada menyebut sama sekali penggunaan tanaman ganja. Pun dengan ketiadaan bukti arkaebotanikal untuk jenis tanaman yang sama di kuiil-kuil suci. Sebaliknya, “Yang selama ini dikenal adalah zat psikoaktif dari fermentasi anggur.”
LIVESCIENCE | HAARETZ