TEMPO.CO, Jakarta - Para peneliti telah mengidentifikasi sebuah wilayah di Samudra Selatan di lepas pantai Antartika sebagai wilayah yang memiliki udara terbersih di Bumi.
Sebuah tim ilmuwan iklim dari Colorado State University, yang dipimpin oleh Sonia Kreidenweis, ingin tahu seberapa jauh jangkauan partikel yang dihasilkan oleh industri dan aktivitas manusia, sebagaimana dikutip Daily Mail, Selasa, 2 Juni 2020.
Untuk mengetahuinya, mereka berlayar ke Samudra Selatan, yang mengelilingi Antartika di bawah 40 derajat Lintang Selatan, dan mengukur komposisi udara di beberapa titik.
Mereka mengambil pengukuran dari lapisan batas, bagian dari atmosfer yang lebih rendah yang bersentuhan langsung dengan permukaan laut dan mencapai ketinggian 1,2 mil ke atmosfer.
Sampel tim tidak menunjukkan aerosol atau partikel lain yang terhubung dengan polusi manusia atau aktivitas lainnya.
Sebaliknya sebagian besar partikel dan bakteri ditelusuri kembali ke wilayah angin dan daerah terdekat lainnya di mana bakteri dan materi mikroskopis dari laut bercampur dengan angin dan diedarkan melalui atmosfer.
Tim tersebut menggabungkan data angin untuk wilayah tersebut dengan analisis sampel lain yang dikumpulkan dari laut dan atmosfer di sekitar lokasi uji utama untuk melacak asal-usul partikel dalam bacaan awal.
"Kami dapat menggunakan bakteri di udara di atas Samudra Selatan sebagai alat diagnostik untuk menyimpulkan sifat-sifat kunci dari atmosfer yang lebih rendah," kata Thomas Hill dari Colorado State kepada blog berita universitas.
“Misalnya, bahwa aerosol yang mengendalikan sifat-sifat awan [Samudra Selatan] sangat terkait dengan proses biologis lautan, dan bahwa Antartika tampaknya terisolasi dari penyebaran mikroorganisme ke selatan dan pengendapan nutrisi dari benua selatan.”
“Secara keseluruhan, ini menunjukkan bahwa [Samudra Selatan] adalah salah satu dari sedikit tempat di Bumi yang paling sedikit terpengaruh oleh aktivitas antropogenik.”
Situs sebelumnya dari 'udara terbersih' dunia diidentifikasi oleh para peneliti pada tahun 2019 di Cape Grim di Tasmania, dekat tepi utara Samudra Selatan.
Peternak sapi di wilayah tersebut mengiklankan kualitas daging sapi mereka berdasarkan pada kemurnian udara dan air hujan bersih yang dihasilkannya untuk memberi makan rumput lokal yang dimakan sapi mereka.
DAILY MAIL