TEMPO.CO, Jakarta - Para ilmuwan di lembaga Chan Zuckerberg Biohub, meminta Facebook menghapus unggahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump tentang aksi protes menentang rasisme. Unggahan yang dimaksud adalah yang berbunyi, "when the looting starts, the shooting start."
Dalam sebuah surat, dikutip dari laman Cnet, sebanyak 143 ilmuwan yang berhimpun di lembaga itu berpendapat Facebook membiarkan Presiden Trump, "menyebarkan misinformasi dan pernyataan yang menghasut." Facebook juga dinilai tidak mematuhi kebijakan platformnya sendiri terhadap hal-hal yang memicu kekerasan.
"Kami mendesak Anda mempertimbangkan kebijakan yang lebih ketat tentang misinformasi atau bahasa hasutan yang membahayakan orang atau sekelompok orang, terutama dalam situasi bergulat dengan keadilan ras seperti saat ini," bunyi isi surat itu.
Chan Zuckerberg Biohub merupakan lembaga penelitian medis nirlaba di bawah naungan Chan Zuckerberg Initiative, lembaga amal milik CEO Facebook Mark Zuckerberg dan istrinya Priscilla Chan. Chan Zuckerberg Initiative dan Chan Zuckerberg Biohub menyatakan kelembagaan mereka terpisah dari Facebook.
Protes dari para ilmuwan ini menambah tekanan kepada Zuckerberg, setelah sebelumnya karyawan Facebook melakukan aksi protes dengan "walk out" dari pekerjaan. Mereka protes kepada perusahaan karena tidak menghapus unggahan Trump yang berarti "ketika mulai terjadi penjarahan, tembakan dimulai" itu.
Sikap Facebook boleh jadi terpengaruh oleh peristiwa pada bulan lalu ketika Trump marah besar terhadap Twitter yang mendorong pembaca untuk memeriksa fakta mengenai unggahan yang diklaim sang presiden. Twitter menunjuk (tagged) klaim Trump tentang electronic voting dengan metode mail-in voting.
Berdasarkan hasil cekfakta, sang presiden dianggap keliru menyatakan bahwa surat suara di mail-in voting akan menuntun kepada kecurangan dan para memilik suara yang tidak sah.
Trump marah besar atas peringatan Twitter. Menurutnya, platform media sosial telah benar-benar membungkam suara-suara konservatif dan mengancam meneken perintah eksekutif untuk mengendalikannya. Trump, pemilik lebih dari 80 juta pengikut di platform itu menambahkan cuitannya: "Clean up your act, NOW!!!!"