TEMPO.CO, Jakarta - Angkatan Laut Amerika Serikat merilis video senjata laser terbarunya saat menghancurkan sebuah drone yang sedang terbang sebagai targetnya pada 16 Mei 2020. Senjata laser itu yakni MK 2 MOD 0, juga dikenal sebagai Solid State Laser—Tecnology Maturation Laser Weapon System Demonstrator (LWSD), berasal dari kapal angkut amfibi USS Portland.
LWSD diperkirakan menjadi senjata laser paling menghancurkan di laut. Dikembangkan Kantor Riset Angkatan Laut dan Northrop Grumman, senjata ini memiliki output 150 kilowatt. Ini berdaya lima kali lebih menghancurkan daripada senjata laser yang sudah lebih dulu melengkapi kapal-kapal perang Amerika. Laser Weapon System (LaWS), yang ada di USS Ponce sejak 2014 misalnya, dilaporkan memiliki output 30 kilowatt. Itupun sudah cukup untuk menembak jatuh drone kecil.
"Dengan menguji menembakkannya ke UAV dan wahana terbang kecil, kami akan memperoleh informasi berharga tentang kemampuan teknologi senjata ini menghadapi potensi ancaman," kata Kapten Karrey Sanders, perwira komandan di USS Portland.
Senjata laser Optical Dazzling Interdictor yang belum lama ini juga melengkapi kapal perang pencegat rudal USS Dewey juga hanya setara LaWS. Laser yang satu ini didesain untuk menembak jatuh drone-drone dan mengganggu sensor elektro-optis.
Kapal Angkatan Laut AS, USS Portland, menghancurkan drone terbang dengan laser solid state di Samudra Pasifik. Kredit: US Navy/Twitter
Itu sebabnya LWSD dengan output 150 kilowatt dianggap sebagai sebuah lompatan besar. Sebuah video dirilis Angkatan Laut Amerika menunjukkan kemampuannya menghancurkan UAV yang sedang melayang dengan ketinggian sedang. Bukan hanya UAV, menurut laporan Institut Lexington, energi dari senjata laser 150 kilowatt akan mampu mengatasi ancaman yang datang dari kapal kecil, roket, artileteri, dan mortir.
Masalahnya, berapa jauh jangkauan maksimum LWSD dalam memburu targetnya belum jelas. Sistem senjata rudal SeaRAM, misalnya, bisa ditembakkan hingga sejauh enam mil. Dan tidak seperti peluru kendali, faktor lingkungan seperti hujan, debu, asap, dan partikel melayang di udara lainnya bisa menghalangi laser, mengurangi kemampuannya merusak (membakar) targetnya dari jarak jauh.