Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Uni Eropa Minta Facebook, Twitter, Google Lapor Hoax Setiap Bulan

image-gnews
Ilustrasi hoax atau hoaks. shutterstock.com
Ilustrasi hoax atau hoaks. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pejabat senior dari Uni Eropa (UE) meminta perusahaan teknologi Facebook, Google dan Twitter untuk memberikan laporan bulanan tentang upaya mereka melawan disinformasi. Komentar itu datang dari Wakil Presiden Komisi Eropa untuk nilai-nilai dan transparansi Vera Jourova dan kepala kebijakan luar negeri UE Josep Borrell.

Mereka menggarisbawahi keprihatinan tentang prevalensi berita menyesatkan mengenai virus corona Covid-19 dan upaya oknum tertentu untuk mempengaruhi Eropa.

Menurut Jourova, ini benar-benar menunjukkan bahwa disinformasi tidak hanya membahayakan kesehatan negara demokrasi, tapi juga membahayakan kesehatan warga negara.

"Ini dapat berdampak negatif pada ekonomi dan merusak respons otoritas publik dan karenanya melemahkan langkah-langkah kesehatan," ujar dia, seperti dikutip laman Reuters, Rabu, 10 Juni 2020.

Jourova memprediksi bahwa berita-berita palsu yang akan muncul selanjutnya mengenai vaksin Covid-19. Karena, dia memberikan contoh, dalam sebuah penelitian menunjukkan bahwa kesediaan orang Jerman untuk divaksinasi telah turun 20 persen dalam waktu dua bulan saja.

Komisi Eropa meminta kepada platform online agar harus memberikan laporan bulanan dengan rincian tentang tindakan mereka untuk mempromosikan konten yang sah. Dan membatasi disinformasi virus corona termasuk iklan yang terkait dengan itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jourova juga mengatakan aplikasi video asal Cina, TikTok, yang dimiliki oleh perusahaan ByteDance, akan bergabung dengan kode etik itu untuk memerangi berita palsu di platformnya. Penandatangan kode etik akan meliputi Google, Facebook, Twitter, dan Mozilla.

Borrell menggambarkan pertarungan berita palsu melibatkan prajurit yang menggunakan keyboard, bukan pedang. "Ada oknum penyebar hoax di negara tertentu, khususnya Rusia dan Cina, telah terlibat dalam operasi pengaruh yang ditargetkan dan kampanye disinformasi di UE, lingkungannya, dan secara global," katanya.

Eksekutif Uni Eropa berencana untuk melawan oknum penyebar hoax dengan meningkatkan strategi komunikasi dan diplomasi, serta memberikan lebih banyak dukungan kepada media independen, pemeriksa fakta dan peneliti.

REUTERS | THE HOUR

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya

3 jam lalu

Ilustrasi Logo Meta. REUTERS/Dado Ruvic
Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya

Chatbot Meta AI dapat melakukan sejumlah tugas seperti percakapan teks, memberi informasi terbaru dari internet, menghubungkan sumber, hingga menghasilkan gambar dari perintah teks.


PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

1 hari lalu

CEO SpaceX dan Tesla, dan Pemilik Twitter, Elon Musk. REUTERS/Gonzalo Fuentes
PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyebut Elon Musk sebagai miliarder sombong karena tak mau menghapus unggahan di media sosial X.


AirNav Indonesia Pastikan Kabar Pesawat Jatuh di Perairan Bengga NTT Hoax

2 hari lalu

AirNav Indonesia Pastikan Kabar Pesawat Jatuh di Perairan Bengga NTT Hoax

AirNav Indonesia memastikan kabar adanya pesawat terbang rendah yang jatuh di perairan Bengga Nagekeo yang tersebar luas adalah tidak benar alias hoax


Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

5 hari lalu

Logo Google. REUTERS
Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.


Dimulai Hampir Setengah Abad Lalu, Ini 4 Fakta di Balik Sanksi Terhadap Iran

6 hari lalu

Iran: Sanksi Dicabut atau Tak Ada Kesepakatan Nuklir
Dimulai Hampir Setengah Abad Lalu, Ini 4 Fakta di Balik Sanksi Terhadap Iran

Sanksi ekonomi Iran telah dimulai hampir setengah abad lalu.


Uni Eropa Ajukan Perluasan Embargo terhadap Iran Setelah Serang Israel, Ini Riwayat Negara Barat Embargo Iran

6 hari lalu

Presiden Iran Ebrahim Raisi. Kepresidenan Iran/WANA via REUTERS
Uni Eropa Ajukan Perluasan Embargo terhadap Iran Setelah Serang Israel, Ini Riwayat Negara Barat Embargo Iran

Sepanjang sejarah, Iran telah menjadi sasaran berbagai sanksi internasional atau embargo dari beberapa negara, terutama Amerika Serikat dan Uni Eropa.


Pengakuan terhadap Palestina, Apakah Perjuangan Spanyol akan Berhasil?

6 hari lalu

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez. REUTERS/Andrew Kelly
Pengakuan terhadap Palestina, Apakah Perjuangan Spanyol akan Berhasil?

Spanyol, Irlandia, Malta dan Slovenia diperkirakan mengambil langkah tersebut mengakui Palestina sebagai negara dalam waktu dekat.


Selain Tim Cook, Siapa Saja Bos Perusahaan Teknologi Dunia yang Pernah Bertemu Jokowi?

6 hari lalu

Bos Apple Tim Cook bertemu Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, 17 April 2024. Foto: BPMI Setpres/Kris
Selain Tim Cook, Siapa Saja Bos Perusahaan Teknologi Dunia yang Pernah Bertemu Jokowi?

Selain CEO Apple Tim Cook, Jokowi tercatat beberapa kali pernah bertemu dengan bos-bos perusahaan dunia. Berikut daftarnya:


Uni Eropa Bersiap Tambahkan Sanksi untuk Iran

7 hari lalu

Josep Borrell, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni. Sumber: Reuters
Uni Eropa Bersiap Tambahkan Sanksi untuk Iran

Josep Borrell mengatakan Uni Eropa akan bersiap untuk menambahkan sanksi terhadap Iran atas serangannya yang menyasar Israel.


Daftar Negeri yang Mengakui Negara Palestina

8 hari lalu

Petugas polisi berdiri selama protes yang oleh penyelenggara disebut sebagai
Daftar Negeri yang Mengakui Negara Palestina

Sebagian besar negara anggota PBB masuk ke dalam daftar negara yang sudah mengakui negara Palestina. Negeri sedang mengalami konflik dengan Israel