TEMPO.CO, Jakarta - Gempa tektonik berkekuatan 5,0 Magnitudo mengguncang Maluku Utara pada Minggu malam, pukul 20.25.26 wib. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merekamnya bersumber dari laut dengan kedalaman 110 kilometer dan melaporkan tidak ada potensi tsunami.
BMKG awalnya melaporkan kalau gempa tersebut berkekuatan 5,3 M sebelum memperbaruinya menjadi 5,0. Gempa diketahui berasal lokasi 72 kilometer sebelah barat laut Daruba.
"Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 2,67 LU (Lintang Utara) dan 128,10 BT (Bujur Timur)," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, melalui keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Minggu 14 Juni 2020.
Ia mengatakan gempa akibat aktivitas subduksi pada Lempeng Laut Maluku. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi itu memiliki mekanisme pergerakan naik atau thrust fault.
Getaran gempa itu dapat dirasakan di daerah Tobelo dengan skala III MMI atau getaran dapat dirasakan nyata di dalam rumah dan seakan-akan ada truk yang melintas. Meski begitu belum ada laporan dampak kerusakannya.
Gempa tersebut diikuti dengan dua gempa lain berkekuatan 4,9 M pada pukul 21.47.33 wib dan 4,5 M pukul 22.50.49 wib di provinsi tetangga, Maluku. Tepatnya 51 dan 49 kilometer sebelah barat Airbuaya, Pulau Buru. Sumber kedua gempa sama berasal dari laut dengan kedalaman 10 kilometer atau tergolong gempa dangkal.
Sebelumnya, gempa berkekuatan 5,8 M juga mengguncang Pulau Buru pada Selasa pekan lalu. Sedang gempa yang lebih kuat di Maluku Utara sebelumnya terjadi pada Kamis dua pekan lalu, kekuatannya 6,8 M--direvisi dari sebelumnya 7,1 M--dengan sumber 99 kilometer arah utara Daruba.