TEMPO.CO, Jakarta - Brand navigasi GPS dan smartwatch, Garmin, telah melakukan studi dengan menganalisis pengaruh pandemi virus corona Covid-19 terhadap aktivitas fisik atau olahraga dengan membandingkan data April 2020 dengan data tahun lalu (April 2019). Garmin telah mengamati aktivitas fisik pengguna perangkat Garmin di seluruh dunia.
Berdasarkan keterangan tertulis, Selasa, 16 Juni 2020, pengamatan tersebut merupakan bagian dari komitmen Garmin untuk mengedukasi dan memberikan informasi terkini mengenai perubahan pada jenis aktivitas fisik selama masa pandemi Covid-19 dan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan karantina wilayah atau lockdown.
Berbasis teknologi canggih, perangkat Garmin memiliki lebih dari 20 aplikasi aktivitas bawaan yang mampu mengumpulkan dan mengolah data yang diunggah oleh jutaan pengguna Garmin di seluruh dunia. Berikut perubahan aktivitas fisik pengguna Garmin di seluruh dunia saat pandemi dari hasil analisis yang sudah dilakukan:
1. Jumlah langkah
Pandemi Covid-19 telah melumpuhkan aktivitas fisik secara global dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini tercermin pada data pengguna Garmin yang menunjukkan penurunan langkah harian sebesar 12 persen di seluruh dunia pada bulan April 2020, jika dibandingkan dengan April tahun lalu.
Data analisis dari Garmin menggambarkan penurunan aktivitas di masing-masing negara, termasuk Indonesia dengan penurunan yang cukup signifikan.
2. Jumlah langkah aktivitas berbasis olah raga
Penurunan jumlah langkah atau pergerakan secara general sudah pasti terjadi. Namun, saat diamati lebih dalam, data pengguna yang hanya berfokus pada kegiatan olah raga yang tercatat (logged activities) di perangkat Garmin justru memperlihatkan hasil sebaliknya, terjadi peningkatan jumlah langkah sebesar 24 persen di seluruh dunia.
Peningkatan jumlah langkah itu terjadi karena kecenderungan masyarakat yang ingin mengatasi keterbatasan di masa pandemi dan mengganti langkah harian pada aktivitas normal dengan berolahraga. Aktivitas yang tercatat pada perangkat Garmin itu meliputi kegiatan olahraga yang terukur seperti walking, lari, indoor cycling, dan berbagai aktivitas lainnya.
3. Aktivitas yang populer saat pandemi
Pandemi Covid-19 menimbulkan perubahan pada jenis aktivitas fisik yang dilakukan oleh masyarakat di seluruh dunia. Garmin mengilustrasikan beberapa aktivitas fisik yang semakin populer saat pandemi di masing-masing negara.
Secara keseluruhan, bersepeda dalam ruangan (indoor cycling) menjadi aktivitas fisik yang mendapatkan popularitas tertinggi di berbagai negara selama pandemi berlangsung. Indonesia adalah salah satu negara di mana indoor cycling mengalami peningkatan terbesar pada bulan April 2020. Kemudian disusul oleh aktivitas berjalan (walking).
4. Aktivitas yang meredup selama pandemi
PSBB atau lockdown yang diterapkan di hampir seluruh negara berdampak pada beberapa jenis aktivitas fisik yang juga mengalami penurunan. Di antara aktivitas fisik lain, berenang menjadi kegiatan yang paling terpengaruh oleh pandemi. Masyarakat tidak mengurangi porsi berenang, tapi menghentikan aktivitas renang secara total.
Pada masa pandemi saat ini, para perenang tidak lantas berdiam diri, tapi mereka tetap berlatih di rumah seperti yang dilakukan oleh atlet triatlon asal Kanada, Paula Findlay. "Karena semua kolam renang di Oregon tempat saya tinggal ditutup, saya banyak melakukan latihan kebugaran (gym) dan kekuatan (strength) di rumah. Saya berusaha untuk menyerupai gerakan otot dan teknik yang dilakukan saat berenang," kata Findlay.
Berdasarkan analisis data selama dua bulan, Garmin menyimpulkan bahwa, fitness menjadi alternatif paling banyak dipilih, baik oleh atlet profesional maupun masyarakat dengan gaya hidup aktif. Saat pandemi, masyarakat tidak menghentikan rutinitas olahraga yang biasa dilakukan, tapi mereka beradaptasi dan melakukan penyesuaian.
Selain itu, dengan situasi yang belum bisa diprediksi dalam beberapa bulan mendatang, olahraga tim atau kelompok ke depannya diyakini akan kembali dilakukan.