TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno berita hari ini dimulai dari pesawat tempur F-15C yang jatuh di Laut Utara di lepas pantai Inggris, Senin 15 Juni 2020. Buat F-15, ini adalah insiden keempat yang mencederai profilnya yang selama ini tergolong superior di udara. Catatan rekornya 104 shutdown untuk pertarungan di udara.
Artikel sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang tetap dianggap sebagai solusi terbaik bagi dunia pendidikan di Indonesia mengisi Top 3 Tekno hari ini. Solusi terbaik karena pandemi virus corona Covid-19 masih terjadi. Penilaian kali ini datang dari Guru Besar Universitas Tanjungpura (Untan), Pontianak, Thamrin Usman.
Berita terpopuler selanjutnya soal Dexamethasone, obat steroid murah yang ditemukan bisa mengurangi risiko kematian pasien Covid-19 yang sudah parah. Penelitian dilakukan tim peneliti Oxford University, Inggris, yang menyatakan obat itu bisa menyelamatkan nyawa lima ribu orang Inggris seandainya digunakan sejak awal pandemi.
Berikut tiga berita terpopuler di kanal Tekno sepanjang hari ini, Rabu 16 Juni 2020,
1. Jago Manuver Jet Tempur Amerika F-15, Rontok ke Bumi Karena ...
Jet tempur F-15C yang jatuh di Laut Utara di lepas pantai Inggris, Senin 15 Juni 2020, menjadi jet tempur Amerika ketiga yang celaka dalam tiga bulan terakhir. Buat F-15, ini adalah insiden keempat yang mencederai profilnya yang selama ini tergolong superior di udara. Catatan rekornya 104 shutdown untuk pertarungan di udara.
Tiga jet ini yang pernah rontok ke Bumi adalah karena senjata pertahanan udara di darat. Ini dialami satu milik Arab Saudi yang jatuh oleh rudal antipesawat pada 2018 dan dua F-15E Strike Eagles hilang akibat senjata yang sama dalam Perang Teluk 1991. Sedang sebab insiden Senin lalu belum diketahui.
Boeing mendeklarasikan jet tempur F-15 bikinannya ini, beserta pengembangan yang dilakukannya hingga kini, sebagai kekuatan udara yang tak tertandingi. Sama untuk varian A, B, C, dan D, persenjataannya terdiri dari meriam kaliber 20 mm, rudal AIM-120 (AMRAAM), rudal AIM-9 (Sidewinder), rudal AIM-7 (Sparrow).
2. Pakar: Pembelajaran Jarak Jauh Solusi Terbaik Saat Pandemi Corona
Sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) dianggap tetap sebagai solusi yang terbaik bagi dunia pendidikan di Indonesia saat pandemi virus corona Covid-19 masih terjadi. Guru Besar Universitas Tanjungpura (Untan), Pontianak, Thamrin Usman, dalam keterangannya diterima di Jakarta, Selasa, 16 Juni 2020, menyambut baik keputusan bersama empat lembaga pemerintah yang tetap memberlakukan sistem PJJ selama masih pandemi Covid-19.
"Saat sekarang sedang hangat isu normal baru, kembali aktivitas seperti biasa sesuai protokol kesehatan, namun pendidikan ternyata tetap amat dijaga dari risiko tinggi tertular Covid-19," ujar Thamrin.
Mantan Rektor Untan itu berpendapat keputusan untuk tetap memberlakukan PJJ di 94 persen aktivitas pendidikan di wilayah Indonesia merupakan kebijakan menarik dan tepat. Menurut Thamrin, memang pola PJJ mayoritas tidak dianggap menyenangkan oleh para murid atau mahasiswa, pengajar, dan orang tua, dengan berbagai argumentasi hambatan.
3. Dexamethasone Naik Daun, Kenali Aturan Pakainya untuk Covid-19
Obat yang gampang ditemukan dan telah beredar luas, dexamethasone, sedang menjadi buah bibir di dunia. Sebabnya, tim penelitian di Oxford University, Inggris, mendapati 'obat warung' itu mampu mengurangi risiko kematian hingga 35 persen pada pasien Covid-19 yang telah bergantung kepada ventilator.
Dexamethasone, obat yang telah beredar luas ini, ditemukan mampu mengurangi risiko kematian pasien Covid-19 dengan gejala yang parah. (REUTERS/YVES HERMAN)
Di luar ventilator, obat ini juga ditemukan mampu mengurangi risiko kematian hingga 20 persen. Angka-angka itu diperoleh dari penelitian terapi obat itu kepada lebih dari 2.000 pasien selama 28 hari.
Dexamethasone pun langsung disebut sebagai terobosan besar dalam pencarian obat untuk mengendalikan pandemi Covid-19. Obat ini dianggap bisa langsung digunakan untuk menyelamatkan nyawa orang-orang di seluruh dunia dengan segera.
Namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan agar pasien Covid-19 tidak buru-buru menggunakan steroid. Obat ini jelas sekali tak berdampak kepada mereka yang paru-parunya tidak rusak. Risiko mengkonsumsinya secara asal-asalan, diperingatkan, malah akan memperburuk kesehatan.