TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno berita hari ini dimulai dari topik tentang dexamethasone yang menjadi buah bibir. Golongan obat steroid ini diberitakan terbukti mampu mengurangi risiko kematian pasien yang terinfeksi parah virus corona Covid-19. Tapi, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Ari Fahrial Syam, memperingatkan dexamethastone yang juga dikenal di pasaran sebagai obat dewa ini bisa menjadi pisau bermata dua.
Artikel lainnya tentang Dexamethasone mengisi berita kedua dalam Top 3 Tekno hari ini, yakni yang berisi tanggapan dan penjelasan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) melalui ketua tim ilmuwannya. Dia menyanjung hasil penelitian terhadap obat itu yang dianggap memberi kepastian yang lebih baik ketimbang kandidat obat lainnya yang lebih dulu dianggap berpotensi, yakni Remdesivir.
Artikel ketiga diisi dari teknologi militer. Tepatnya tentang pernyataan-pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengungkap pengembangan rudal super. Trump memuji rudal yang tidak disebutkan namanya secara spesifik itu, setidaknya dalam tiga kali tahun ini, dan tampaknya telah mengungkapkan detail rahasia tentang senjata itu.
Berikut tiga berita terpopuler di kanal Tekno sepanjang hari ini, Kamis 18 Juni 2020:
1. Dekan FKUI: Dexamethasone Bisa Jadi Pisau Bermata Dua
Saat ini dexamethasone menjadi buah bibir setelah diberitakan bahwa obat itu cukup membantu pada pasien infeksi virus corona Covid-19 yang berat. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Ari Fahrial Syam menerangkan, obat steroid ini bisa jadi pisau bermata dua, karena bisa membantu pasien Covid-19, tapi juga memiliki beberapa efek samping.
Menurut Ari, obat ini mempunyai efek samping yang harus menjadi perhatian baik oleh dokter maupun pasien. Pada penggunaan jangka pendek pasien bisa merasakan sakit pada lambung, sampai mual dan muntah, sakit kepala, nafsu makan meningkat, sulit tidur dan gelisah. Termasuk timbul jerawat pada kulit.
Dexamethasone. Kredit: Istimewa
Tapi Ari lebih mencemaskan efek penggunaannya yang jangka panjang. "Akan menyebabkan moon face (wajahnya bengkak seperti bulan), terjadi peningkatan kadar gula darah, tekanan darah meningkat, tulang keropos (osteoporosis), daya tahan tubuh turun sehingga rentan terhadap infeksi,” ujar dia saat dihubungi, Kamis 18 Juni 2020.
2. Obat Corona, Ilmuwan WHO Bandingkan Dexamethasone dan Remdesivir
Berita hasil penelitian di Inggris tentang Dexamethasone yang terbukti mampu kurangi risiko kematian pasien Covid-19 yang kritis tersebar cepat. Fakta bahwa obat antiradang itu relatif murah dan dijual bebas di banyak negara membuat berita itu bertambah cepat terserap di media sosial. Harganya di India, misalnya, sekitar 3 Rupee atau setara Rp 560,- per tablet.
Lalu bagaimana Badan Kesehatan Dunia atau WHO menanggapinya? Kepala Ilmuwan di organisasi itu, Soumya Swaminathan, mengakui kalau penelitian yang dilakukan tim dari Oxford University itu mewakili percobaan acak yang dilakukan dengan baik dengan melibatkan jumlah pasien yang sangat besar.
Bukti-bukti yang didapatpun disebutkannya tepat seperti yang diharapkan dari setiap pengujian obat. “Kedua, hasil yang kami dapat menunjukkan kalau obat ini bekerja terbaik pada pasien Covid-19 paling parah yang sudah mengalami gagal napas dan membutuhkan oksigen atau ventilasi mekanis,” katanya.
3. Tiga Pernyataan Trump Soal Rudal Super Amerika
Selama dua bulan terakhir, Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah membuat komentar mengenai apa yang disebutnya rudal super. Trump memuji rudal yang tidak disebutkan namanya secara spesifik itu, setidaknya dalam tiga kali tahun ini, dan tampaknya telah mengungkapkan detail rahasia tentang senjata itu.
Rudal AGM-183A ARRW. Kredit: Lockheed Martin
Komentar pertamanya muncul pada Februari 2020 di sebuah pertemuan dengan gubernur negara bagian di Gedung Putih. Trump mengaku bahwa Amerika memiliki rudal super cepat yang jumlahnya cukup banyak. Dia menyebutnya super cepat, bisa empat, lima, enam, bahkan tujuh kali lebih cepat dari rudal biasa.
"Kami membutuhkan itu karena, sekali lagi, Rusia memiliki beberapa. Saya tidak akan memberi tahu Anda bagaimana mereka mendapatkannya," ujar Trump saat itu, seperti dikutip laman Popular Mechanics, Selasa, 16 Juni 2020.