Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Peneliti Lapan Temukan Faktor Penyebab Banjir Besar Jakarta

image-gnews
Warga melintasi banjir rob di Kawasan Muara Baru, Jakarta Utara, Jumat, 5 Juni 2020. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika terdapat beberapa faktor yang menyebabkan cuaca ekstrem ini terjadi diantaranya fase bulan purnama, potensi gelombang tinggi, tinggi muka air laut, kombinasi pasang air laut. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Warga melintasi banjir rob di Kawasan Muara Baru, Jakarta Utara, Jumat, 5 Juni 2020. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika terdapat beberapa faktor yang menyebabkan cuaca ekstrem ini terjadi diantaranya fase bulan purnama, potensi gelombang tinggi, tinggi muka air laut, kombinasi pasang air laut. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Peneliti dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) di Bandung, Erma Yulihastin, menemukan penyebab beberapa banjir besar di Jakarta. Menurutnya ada tiga faktor penyebab, seperti hujan dini hari, anomali kondisi atmosfer serta Laut Jawa dan Laut Cina Selatan.  

Hasil riset tersebut mengantarkan peneliti berusia 40 tahun itu meraih gelar doktor dengan predikat Cum Laude pada Program Studi Sains Kebumian di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Erma mempertahankan disertasi doktoralnya yang berjudul ”Variasi Fase Siklus Diurnal Curah Hujan di Pesisir Utara Jawa Bagian Barat dan Kaitannya dengan Fenomena Cross Equatorial Northerly Surge (CENS)-Cold Tongue (CT), Jumat, 19 Juni 2020, di Gedung Rektorat ITB.

Dalam disertasi itu Erma melakukan sintesis terhadap tiga fenomena, yaitu hujan dini hari di kawasan pesisir, CENS, dan CT, yang ternyata saling berkaitan satu sama lain.

Menurutnya, hujan dini hari yang terjadi di kawasan pesisir merupakan suatu persoalan riset penting. “Karena telah memberikan pengetahuan baru mengenai karakteristik hujan diurnal atau hujan dalam rentang waktu 24 jam di kawasan pesisir,” katanya lewat keterangan tertulis, Jumat malam, 19 Juni 2020.

Lewat risetnya dia membuktikan frekuensi kejadian hujan pagi hari di pesisir utara Jawa bagian barat terjadi signifikan, yaitu 45 persen. Selain itu hujan dini hari di pesisir juga telah dibuktikan secara statistik memiliki keterkaitan dengan hujan ekstrem yang selama ini memicu banjir-banjir besar di DKI Jakarta seperti pada 2002, 2004, 2007, 2008, 2013, dan 2014. Pun banjir besar pada awal tahun ini yang dipicu oleh hujan ekstrem pada dini hari.

Erma menjelaskan kejadian hujan dini hari yang ekstrem itu ternyata disebabkan oleh anomali yang terjadi di permukaan atmosfer dan laut di wilayah Laut Jawa dan Laut Cina Selatan yang berlokasi di utara Jakarta.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Anomali di atmosfer yang dikenal dengan istilah CENS itu tampak dari lonjakan aliran angin permukaan yang kuat dari Laut Cina Selatan dan mengalami penetrasi kuat hingga mencapai pesisir utara Jawa bagian barat termasuk wilayah Jakarta.

“Selama ini CENS berperan utama dalam memicu aktivitas konveksi kuat yang membangkitkan hujan ekstrem penyebab banjir-banjir besar di Jakarta,” kata Peneliti Sains Atmosfer dengan Bidang Kepakaran Klimatologi dan Perubahan Iklim Lapan Bandung itu.

Efek CENS ternyata juga dapat diperkuat oleh fenomena CT, yaitu berupa aliran massa air dingin dari Laut Cina Selatan dekat pesisir barat Vietnam dan menjalar ke Laut Jawa sebagai suhu permukaan laut mendingin.

Menurutnya, CT yang terjadi bersamaan dengan CENS dapat memperparah kejadian hujan ekstrem pada dini hari. Hasil riset itu bisa menjadi acuan untuk peningkatan akurasi sistem peringatan dini cuaca ekstrem DKI Jakarta. “Indeks CENS-CT tidak hanya perlu dimonitor terus menerus secara real time tapi juga diprediksi hingga lima hari mendatang.”

ANWAR SISWADI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apa itu Cloud Seeding yang Diduga Jadi Penyebab Banjir di Dubai?

15 jam lalu

Jalan yang terendam banjir setelah hujan lebat di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. Pusat Meteorologi Nasional mengatakan UEA mengalami curah hujan terberat dalam 24 jam terakhir sejak mulai mengumpulkan data pada tahun 1949, menambahkan bahwa curah hujan tertinggi tercatat di daerah 'Khatm Al Shakla' di Al Ain mencapai 254 mm. Gelombang badai petir yang hebat disertai hujan lebat mempengaruhi sebagian besar kota di UEA pada tanggal 16 April terutama di Dubai, Sharjah dan Al Ain di mana pertandingan leg pertama semifinal Liga Champions Asia antara Klub Al-Ain UEA dan Al-Hilal dari Arab Saudi telah ditunda. EPA-EFE/STRINGER
Apa itu Cloud Seeding yang Diduga Jadi Penyebab Banjir di Dubai?

Mengenal cloud seeding yang diduga menjadi penyebab badai dan banjir di Dubai.


Tips Menyusun Jurnal Scopus, Pemicu Banjir Dubai, dan Catatan Tsunami Gunung Ruang di Top 3 Tekno

21 jam lalu

Jalan yang terendam banjir setelah hujan lebat di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. Pusat Meteorologi Nasional mengatakan UEA mengalami curah hujan terberat dalam 24 jam terakhir sejak mulai mengumpulkan data pada tahun 1949, menambahkan bahwa curah hujan tertinggi tercatat di daerah 'Khatm Al Shakla' di Al Ain mencapai 254 mm. Gelombang badai petir yang hebat disertai hujan lebat mempengaruhi sebagian besar kota di UEA pada tanggal 16 April terutama di Dubai, Sharjah dan Al Ain di mana pertandingan leg pertama semifinal Liga Champions Asia antara Klub Al-Ain UEA dan Al-Hilal dari Arab Saudi telah ditunda. EPA-EFE/STRINGER
Tips Menyusun Jurnal Scopus, Pemicu Banjir Dubai, dan Catatan Tsunami Gunung Ruang di Top 3 Tekno

Langkah untuk menyusun jurnal terindeks Scopus, basis data paling bergengsi di dunia akademik, menjadi artikel utama Top 3 Tekno hari ini.


Prediksi Cuaca BMKG: Jakarta Hanya Cerah di Pagi Hari, Siap-siap Hujan Petir

1 hari lalu

Sejumlah warga berjalan saat hujan di Jakarta, Jumat 15 Maret 2024. BPBD DKI Jakarta menyampaikan potensi hujan dengan intensitas sedang dan lebat disertai kilat atau angin kencang, dimana kondisi tersebut dipicu aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) serta fenomena Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial yang masih terpantau dan diprediksi aktif di wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Prediksi Cuaca BMKG: Jakarta Hanya Cerah di Pagi Hari, Siap-siap Hujan Petir

Jakarta diprediksi hujan sejak siang, Jumat. 19 April 2024. BMKG memprediksi hujan petir turun di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.


Indeks Pembangunan Manusia Jakarta 2023 Meningkat, Angka Harapan Hidup 75,81 Tahun

1 hari lalu

Pj Gubernur Jakarta Heru Budi Hartono di depan Istana Merdeka, kawasan Jakarta Pusat, Senin, 8 April 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Indeks Pembangunan Manusia Jakarta 2023 Meningkat, Angka Harapan Hidup 75,81 Tahun

Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyebut Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jakarta menjadi yang tertinggi di Indonesia.


Bandara Dubai Kembali Beroperasi Usai Banjir, Jalan Masih Ditutup

1 hari lalu

Mobil melewati jalan yang banjir saat hujan badai di Dubai, Uni Emirat Arab, 16 April 2024. REUTERS/Abdel Hadi Ramahi
Bandara Dubai Kembali Beroperasi Usai Banjir, Jalan Masih Ditutup

Banjir yang menerjang Dubai membuat sejumlah penerbangan dihentikan.


Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

1 hari lalu

Mobil terjebak di jalan yang banjir setelah hujan badai melanda Dubai, di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. REUTERS/Rula Rouhana
Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.


5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

1 hari lalu

Mobil melewati jalan yang banjir saat hujan badai di Dubai, Uni Emirat Arab, 16 April 2024. REUTERS/Abdel Hadi Ramahi
5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

Dubai kebanjiran setelah hujan lebat melanda Uni Emirat Arab


Atta Halilintar dan Keluarga Terjebak Banjir di Dubai, Ungkap akan Segera Pulang

1 hari lalu

Atta Halilintar terjebang banjir di Dubai. Foto: Instagram/@attahalilintar
Atta Halilintar dan Keluarga Terjebak Banjir di Dubai, Ungkap akan Segera Pulang

Atta Halilintar dan keluarganya ikut merasakan banjir di Dubai. Salah satu mal yang mereka datangi juga sampai tergenang air.


Siapkan Payung Saat Pulang Kerja, BMKG Prediksi Mayoritas Area Jakarta Hujan Sejak Sore

1 hari lalu

Ilustrasi - Pejalan kaki menggunakan payung untuk berlindung dari hujan saat melintas di pedestrian MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan, 5 Desember 2023. (ANTARA FOTO/M RIEZKO BIMA ELKO PRASETYO)
Siapkan Payung Saat Pulang Kerja, BMKG Prediksi Mayoritas Area Jakarta Hujan Sejak Sore

Hampir seluruh Jakarta berpeluang hujan sejak siang menuju malam. BMKG mencatat suhu udara berkisar 24-31 derajat Celcius


Banjir di Dubai Bukan Disebabkan Teknologi Hujan Buatan, Ini Penjelasan Peneliti BRIN

2 hari lalu

Mobil terjebak di jalan yang banjir setelah hujan badai melanda Dubai, di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. REUTERS/Rula Rouhana
Banjir di Dubai Bukan Disebabkan Teknologi Hujan Buatan, Ini Penjelasan Peneliti BRIN

Dubai terdampak badai yang langka terjadi di wilayahnya pada Selasa lalu, 16 April 2024.