TEMPO.CO, Jakarta - Tinjauan aktivitas ancaman 2019 yang dilakukan oleh peneliti Kaspersky menunjukkan bahwa jumlah pengguna ponsel yang diserang oleh konten pornografi tumbuh dua kali lipat pada tahun 2019, mencapai 42.973 pengguna dibandingkan dengan 19.699 pengguna yang ditargetkan pada 2018.
“Melihat fakta bahwa pengguna kini menjadi lebih mobile, para pelaku kejahatan siber pun berlaku demikian. Kami telah melihat bahwa meskipun distribusi malware PC menurun, malware seluler terus mengalami peningkatan,” ujar Dmitry Galov, peneliti keamanan di Kaspersky, dalam keterangannya pekan ini.
“Meskipun kami belum menyaksikan banyak perubahan dalam teknik yang digunakan oleh para pelaku kejahatan siber, statistik menunjukkan bahwa topik ini tetap menjadi sumber ancaman dan pengguna perlu menyadari hal itu, segera lah untuk mengambil langkah-langkah demi melindungi akses ke data berharga yang di simpan pada perangkat,” tambahnya.
Konten dewasa, seperti halnya dengan jenis hiburan lainnya, tetap menjadi salah satu cara yang paling mencolok dari para pelaku kejahatan siber untuk menginfeksi perangkat.
Sementara berbagai skema yang melibatkan phishing, spam dan bahkan berbagai ransomware yang terkait “porno” telah ada selama bertahun-tahun, para pelaku kejahatan siber tidak berhenti sampai di situ dan terus memperluas vektor serangan hingga menyempurnakan metode serangan.
Untuk mempelajari lebih lanjut mengenai ancaman seluler terkait dengan konten dewasa, Kaspersky memeriksa seluruh file yang disamarkan sebagai video porno atau paket instalasi terkait konten dewasa untuk Android dan menjalankan 200 tag porno populer terhadap basis data ini.
Analisis menunjukkan hasil untuk 105 tag pada 2018 dan 99 tag pada 2019, menunjukkan bahwa tidak semua porno digunakan oleh para pelaku kejahatan siber untuk menargetkan korban mereka. Analisis tambahan menunjukkan bahwa konten yang dinilai sebagai kekerasan jarang digunakan untuk menyebarkan malware.
Meskipun pada tahun 2019 lebih sedikit tag digunakan untuk menyebarkan ancaman yang disamarkan sebagai porno, jumlah pengguna yang diserang oleh ancaman seluler terkait pornografi dan aplikasi tidak diinginkan justru mengalami peningkatan berlipat ganda, yaitu mencapai 42.973 pengguna dibandingkan dengan 19.699 pada tahun 2018. Menariknya, tren berlawanan terlihat untuk ancaman PC, yang turun hampir 40 persen.
Perangkat lunak iklan, yang digunakan untuk mengarahkan pengguna ke halaman iklan tidak diinginkan, tetap menjadi ancaman seluler paling menonjol baik dalam variasi maupun jumlah pengguna. Dari 10 ancaman teratas terkait pornografi bagi pengguna ponsel pada tahun 2019, tujuh di antaranya termasuk dalam kategori ancaman ini.