TEMPO.CO, Medan - Sumatera Utara akan memasang accelograph dalam upaya meminimalisir kerentanan bangunan saat terjadi gempa bumi. Pemasangan akan dilakukan di lima lokasi, yaitu BPBD kota Binjai, BPBD Kota Pematang Siantar, BPBD asahan, Kantor Bupati Karo dan Kantor Bupati Tapanuli Selatan.
Accelerograph atau Strong Motion Seismograph adalah instrumen yang digunakan untuk merekam guncangan permukaan tanah yang sangat kuat yang mengukur percepatan permukaan tanah.
Tim Geofisika Deli Serdang, Sumatera Utara, telah melakukan survei awal untuk pemasangan accelograph itu. "Kegiatan survei di lakukan di Kota Binjai yang merupakan kegiatan awal dalam rencana pemasangan 70 sensor di Indonesia tahun 2020," ujar Kepala Stasiun Geofisika Deli Serdang, Teguh Rahayu, di Medan, Sabtu, 20 Juni 2020.
Penempatan peralatan itu dibagi dalam dua area, yaitu pemasangan luar gedung (outdoor) dan pemasangan dalam gedung (indoor). Jarak maksimal antara penempatan sangkar sensor accelograph dan peralatan pendukung adalah 80 meter.
Adapun kriteria lokasi penempatan sangkar accelograph di luar gedung (outdoor), diperlukan lokasi dengan kriteria aman dari banjir, tidak ada rongga di bawah sensor seperti pipa atau saluran, serta hindari di atas basement.
"Tidak ditempatkan di dekat peralatan yang bergetar secara kontinu seperti pompa air, genset, kompresor mesin dan lainnya. Di sekitar shelter akan dipasang grounding outdoor dilengkapi dengan boks kontrol," katanya.
Ia mengatakan kriteria pemasangan penempatan peralatan pendukung accelograph dalam gedung juga harus ada beberapa ketentuan, yakni tersedia listrik dalam ruangan yang terpilih, tersedia stop kontak peralatan indoor akan dilengkapi mcb grounding.
"Dari hasil survei rencana pemasangan akan dilakukan di ruang pusat pengendalian operasi BPBD Kota Binjai," katanya.
ANTARA