TEMPO.CO, Jakarta - Golongan obat steroid tidak direkomendasikan untuk digunakan pada pasien Covid-19 di Singapura. Otoritas kesehatan di negara itu bergeming sekalipun berita dari Oxford University, Inggris, mengabarkan steroid dexamethasone menjadi obat pertama yang terbukti mampu mengurangi risiko kematian pasien pandemi penyakit itu dengan gejala yang parah.
Direktur Klinis di Pusat Penyakit Menular Nasional Singapura, Shawn Vasoo, menyatakan itu saat menjawab pertanyaan Channel News Asia. Pertanyaan menekankan kepada temuan di Inggris yang dianggap 'terobosan besar' karena dexamethasone, yang biasa digunakan untuk mengobati alergi dan aneka peradangan, adalah obat yang murah.
“Studi-studi yang sudah melaporkan temuan manfaat dalam pengobatan Covid-19 dilakukan tidak secara acak dan dibantu perawatan lainnnya,” kata Vasoo dalam artikel diterbitkan CNA, Senin 22 Juni 2020
Vasoo juga menerangkan, steroid telah lama diketahui bisa menimbulkan efek samping berbahaya seperti superinfeksi bakteri atau jamur. Ini seperti yang pernah didapati dari wabah SARS-penyakit yang juga disebabkan virus corona--pada 2003 lalu.
“Steroid juga akan menunda pembersihan virus dan ini biasanya diminta dihindari kecuali ada alasan lain untuk tetap menggunakannya seperti asma yang parah, penyakit paru obstruktif kronis, dan sesak napas pada pasien Covid-19,” kata Vasoo. Tapi, dia menambahkan, beberapa pasien Covid-19 di Singapura juga diizinkan menerima pengobatan dengan steroid karena indikasi seperti tekanan darah rendah atau adanya peradangan.
Vasoo mengatakan kalau sampai saat ini, data awal yang dibagikan para peneliti di Inggris, steroid tidak ditunjukkan memiliki peran menguntungkan yang spesifik dalam memerangi infeksi Covid-19. “Bukti-bukti yang ada boleh dibilang belum saling menguatkan,” katanya.
Ketika steroid mungkin berperan dalam beberapa pasien Covid-19 dengan gejala yang parah, seperti yang sudah harus dibantu ventilator, para dokter di Singapura, kata Vasoo, masih menunggu data yang lebih detil untuk ikut merekomendasikan pengobatannya.
“Dexamethasone adalah obat yang sudah digunakan luas, murah dan mudah. Akan ada diskusi lebih jauh tentang bagaimana temuan ini bisa mempengaruhi dan mengubah pendekatan terapi saat ini,” kata dia.
Sejauh ini otoritas kesehatan Singapura baru mengizinkan penggunaan antivirus remdesivir sebagai obat darurat untuk Covid-19. Izin per Rabu 10 Juni 2020 iu pun hanya diberikan untuk pasien dewasa dengan gejala parah. Syaratnya, si pasien memiliki kadar oksigen darah rendah, yang memerlukan oksigen tambahan atau alat bantu pernapasan intensif.
Remdesivir merupakan obat pertama yang dianggap terbukti efektif melawan virus corona pada uji klinis. Sebelum Singapura, negara seperti Korea Selatan, Jepang, India, serta Amerika Serikat telah lebih dulu memberikan lampu hijau untuk penggunaan obat tersebut secara darurat.
CHANNELNEWSASIA