Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengejutkan, Arkeolog Temukan Jejak Prasejarah Baru di Stonehenge

image-gnews
Stonehenge. AP Photo/Dave Caulkin
Stonehenge. AP Photo/Dave Caulkin
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tim akeolog  menemukan jejak struktur prasejarah mengelilingi monumen kuno Durrington Walls  yang terletak 1,9 mil sebelah timur laut Stonehenge di Inggris. Penemuan itu memunculkan dugaan kalau 4.500 tahun lalu, pekerja di zaman  Neolithic menggali banyak lubang atau parit membentuk sebuah lingkaran berdiameter 1,2 mil dengan tujuan khusus.

Dimuat dalam jurnal Internet Archaeology, hasil temuan tim arkeolog gabungan sejumlah universitas itu menduga kalau lubang-lubang tak sekadar tempat pembuangan atau kolam biasa. Teknik survei menggunakan teknologi magnetometri dan radar pemetaan struktur di balik permukaan tanah mendapati mereka tak hanya seragam tapi juga memiliki pola yang lebih luas.

Tim penelitinya menemukan sisa 20 dari dugaan jumlah awal 30 lubang yang dibangun mengelilingi Durrington Walls di masa Neolithic. Masing-masing lubang memiliki kedalaman lima meter dan diameter 10 meter.

Vicent  Gaffney, satu anggota tim arkeolog, mengatakan kalau area sekitar  Stonehenge  termasuk lanskap  arkeologis yang paling banyak dipelajari di muka Bumi. "Dan ini sangat luar biasa, dengan aplikasi teknologi baru kami masih bisa membuat penemuan struktur prasejarah yang besar, lebih besar daripada situs prasejarah lain yang pernah ditemukan, setidaknya di Inggris," kata dia.

Karena  Durrington Walls berada tepat di tengah,  para arkeolog menduga lubang-lubang itu sebagai batas dari keliling tanah yang dianggap keramat oleh populasi saat itu. Seperti diketahui, Durrington Walls selama ini dikenal sebagai lokasi bermukim mereka yang membangun Stonehenge. Di dalamnya juga terdapat monumen prasejarah kedua, yakni Larkhill, sebuah struktur melingkar terbuat dari kayu berusia 1.500 tahun lebih tua daripada Stonehenge.

Arkeolog menemukan rangkaian lubang kuno mengelilingi situs prasejarah Durrington Walls, tak jauh dari Stonehenge, di Inggris. Photo by Vincent Gaffney, et al./Internet Archaeology/EDINA Digimap Ordnance Survey Service

"Durrington Walls  adalah kunci untuk menguak cerita lebih luas dari  lanskap Stonehenge, dan temuan mengejutkan ini menawarkan kita pemahaman baru tentang kehidupan dan keyakinan nenek moyang di zaman Neolithic," kata  Nick Snashall, arkeolog dari  National Trust. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara Stonehenge selama ini diposisikan dalam relasi titik koordinat terjauh matahari di belahan bumi utara (musim panas) dan belahan bumi selatan  (musim dingin), temuan baru terhadap rangkaian lubang yang melingkari Durrington Walls  bisa jadi membawa ke keyakinan kuno tentang fenomena kosmos yang lebih besar. 

Belum jelas apakah deretan lubang itu dimaksudkan untuk menuntun orang-orang pada masa itu menuju ke monumen atau malah menjauhkan mereka. Tapi, dari lubang atau parit itu memunculkan dugaan monumen-monumen yang ada menjadi bagian dari sebuah tradisi budaya dan kepercayaan yang meluas. “Kelihatannya fitur yang terisolasi menunjukkan terkait dan penting bagi cerita kemunculan lanskap ritual,” kata Chris Gaffney, ahli arkeologi geofisika di Bradford University.

Di antara landmark paling terkenal di Inggris itu, batu-batu yang berdiri di Stonehenge menarik wisatawan dari seluruh dunia serta orang-orang yang mencari koneksi spiritual dengan masa lalu. Hingga kini, tujuan pasti dari berdirinya situs itu masih belum diketahui oleh para ahli arkeologi.

UPI | REUTERS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

4 hari lalu

Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta. (FOTO ANTARA)
UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

Apa itu QS World University Rankings (WUR) yang menobatkan UGM meraih 25 bidang ilmu dalam pemeringkatan ini?


Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

23 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

24 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

Topik tentang pencabutan artikel Gunung Padang bisa mencoreng nama penulis dan reviewer menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

28 hari lalu

Publikasi hasil penelitian situs Gunung Padang Cianjur yang dicabut dari jurnal ilmiah Wiley Online Library. Istimewa
Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

Tim peneliti situs Gunung Padang akan mengirimkan penelitian yang dicabut Willey Online Library ke jurnal lagi, namun dalam bentuk berbeda.


Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

28 hari lalu

Situs megalitikum Gunung Padang, Cianjur. TEMPO/DEDEN ABDUL AZIZ
Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

Tim peneliti Gunung Padang sedang berkoordinasi apakah akan menempuh mekanisme pengaduan ke komite etik yang mewadahi jurnal internasional.


Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

29 hari lalu

Wisatawan mengunjungi teras bawah situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. Saat ini, wisatawan hanya diperkenankan mengunjungi teras punden berundak paling bawah. TEMPO/Prima Mulia
Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

Wiley Online Library mengumumkan mencabut publikasi artikel ilmiah berisi hasil penelitian situs megalitik Gunung Padang di Cianjur dari jurnalnya.


Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

46 hari lalu

Batu berlapis yang ditemukan di Desa Kampung Melayu, Kecamatan Bermani Ulu, Kabupaten Rejang Lebong. ANTARA/HO-Diskominfo Rejang Lebong
Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

Tim peneliti UI bergabung dengan peneliti dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VII Bengkulu-Lampung


Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

6 Februari 2024

Pengunjung melihat koleksi museum di Museum Almoudi, Mekkah, Arab Saudi, Jumat 28 Oktober 2022. Museum tersebut berisikan berbagai properti peradaban dan perlengkapan hidup sehari- hari masyarakat Arab di zaman dulu. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

Di antara temuan arkeologi itu adalah artefak-artefak dari Masjid Usman bin Affan pada abad ke 7 hingga ke 8 sebelum masehi


Bersama Leiden University, UGM Buka Program Double Degree Magister Arkeologi

28 Desember 2023

Ilustrasi Universitas Gadjah Mada (UGM). Shutterstock
Bersama Leiden University, UGM Buka Program Double Degree Magister Arkeologi

Program double degree ini membuka pintu bagi mahasiswa di kedua belah pihak untuk memperdalam pemahaman mereka dalam bidang arkeologi.


Stonehenge Inggris Terancam Kehilangan Status Warisan Budaya Dunia UNESCO, Kenapa?

15 Desember 2023

Sheep graze as the full moon, known as the
Stonehenge Inggris Terancam Kehilangan Status Warisan Budaya Dunia UNESCO, Kenapa?

Rencana pembuatan terowongan di dekat Stonehenge disebut akan mempersingkat perjalanan di rute A303.