TEMPO.CO, Bandung - Sebanyak 139 unit ventilator portabel bikinan tim di Institut Teknologi Bandung (ITB) telah dibagikan ke rumah sakit di berbagai provinsi per Selasa 23 Juni 2020. Vent-I adalah alat bantu pernapasan bagi pasien yang masih dapat bernapas sendiri (gejala klinis tahap 2) yang dirancang mudah digunakan oleh tenaga medis di garis depan pandemi pandemi Covid-19.
"Sementara ini total target produksi Vent-I 800-900 unit dari dana donasi masyarakat, institusi negara, BUMN dan swasta," ujar Syarif Hidayat, dosen di Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB, penggagas Vent-I, dalam keterangan yang dibagikannya Selasa.
Berdasarkan data yang terdapat di situs web vent-i.org, jumlah ventilator yang telah didistribusikan itu di antaranya ke Jawa Timur 47 unit, Jawa Barat 44 unit, dan DKI Jakarta 20 unit. Sebagian lainnya ke Jawa Tengah 15 unit, Banten 4 unit, Sumatera Utara 3 unit, DI Yogyakarta 2 unit, Lampung 2 unit, dan Kalimantan Timur 2 unit.
Tim Ventilator Portabel Indonesia (Vent-I) yang dibentuk atas kolaborasi ITB, Unpad, dan YPM Salman ITB termasuk menyerahkan secara simbolis tiga unit Vent-I kepada Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto di Kantor Kementerian Kesehatan RI, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Syarif menambahkan, untuk produksi non-donasi atau komersial, proses industri dilaksanakan oleh PT. Rekacipta Inovasi ITB (PT. RII) yang bekerjasama dengan ITB, BUMN, dan swasta. "Terima kasih atas dukungan semua pihak atas perhatian dan bantuan sejak pengembangan, pengujian, perizinan, produksi, distribusi," ujar Syarif.
Sebelumnya, Vent-I telah dinyatakan lolos uji produk oleh Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada 21 April 2020. Vent-I dinyatakan lolos uji untuk semua kriteria uji sesuai dengan standar SNI IEC 60601-1:204: Persyaratan Umum Keselamatan Dasar dan Kinerja Esensial, Rapidly Manufactured CPAP Systems, Document CPAP 001, Specification, MHRA, 2020.
Ventilator yang diinisiasi pengembangannya oleh Syarif ini kini menjadi satu di antara lima jenis ventilator lokal yang berhasil dikembangkan Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 sejak awal tahun ini. Mereka kini telah berhasil mengantongi Izin Edar dari Kementerian Kesehatan setelah lulus uji.