TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan teknologi asal Cina, Huawei, mengaku telah menerima izin perencanaan untuk membangun fasilitas penelitian dan pengembangan senilai 1 miliar Pound Sterling (setara Rp 17,7 triliun) di Inggris. Fasilitas itu direncanakan akan fokus pada produksi perangkat optik yang biasa digunakan dalam sistem komunikasi serat optik.
Huawei mengatakan rencana itu adalah bagian dari upaya untuk mengembangkan situs seluas dua kilometer persegi dekat Cambridge, sekitar 70 kilometer sebelah utara London, dan meningkatkan investasi di daerah tersebut. "Inggris adalah rumah bagi pasar yang dinamis dan terbuka, serta beberapa talenta terbaik yang ditawarkan dunia," ujar Wakil Presiden Huawei Victor Zhang, seperti dikutip Reuters, Kamis 25 Juni 2020.
Namun, para pejabat Inggris sekarang mengatakan mereka sedang meninjau pedoman khusus tentang bagaimana peralatan Huawei harus dikerahkan. Mereka mempertimbangkan sanksi baru Amerika Serikat terhadap perusahaan itu. Keputusan diharapkan sudah ada dalam beberapa minggu mendatang.
Langkah membangun fasilitas yang diperkirakan mempekerjakan sekitar 400 orang itu juga dikabarkan akan membuat marah Amerika. Sebagian kalangan di parlemen Inggris juga sudah mendorong Perdana Menteri Boris Johnson untuk mempertimbangkan kembali keputusan memberi Huawei peran dalam pembangunan jaringan 5G Inggris.
Washington menuding perangkat dari Huawei dapat digunakan oleh Beijing untuk memata-matai, sebuah tuduhan yang terus dibantah Huawei. Bahkan, menjelang keputusan Inggris menggandeng Huawei, Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Keith Krach menuduh Cina menggunakan skema serupa untuk memperluas pengaruhnya.
“Mereka menggelontorkan dana besar, merekrut para lulusan terbaik, dan memoles citra perusahaan. Kemudian muncul intimidasi, pemaksaan, dan perluasan negara pengawasan," katanya memalui akun Twitter, Selasa, 23 Juni 2020.
Victor Zhang menanggapinya dengan menyatakan bahwa proyek dekat Cambridge tidak ada urusan dengan pembatasan yang dilakukan Amerika terhadap perusahaan itu. Dia juga mengatakan keliru jika dianggap berusaha mempengaruhi keputusan Inggris.
Menurut Zhang, Huawei sudah mulai menggarap proyek itu 2017. Dia mengaku tidak akan berkomentar lebih jauh sebelum kaji ulang diselesaikan Pemerintah Inggris. Tapi dia menambahkan, "Pemerintah Inggris pastinya akan sangat peduli dengan kepentingan masyarakatnya, dan kan mengembangkan, memulihkan, dan menumbuhkan perekonomian di kawasan itu."
REUTERS | CNN