TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga antariksa Amerika Serikat NASA telah menunda misi peluncuran ke Mars 2020 hingga 22 Juli. NASA mengatakan waktu tambahan itu diperlukan untuk menyelesaikan masalah kontaminasi di jalur pendukung darat di Payload Hazardous Servicing Facility (PHSF) miliknya.
Awalnya misi itu akan dilakukan pada 17 Juli sebelum dimundurkan menjadi 20 Juli, dan kini tambah dua hari lagi mundurnya. "NASA dan United Launch Alliance sekarang menargetkan Rabu, 22 Juli, untuk peluncuran misi Mars 2020 karena penundaan pemrosesan yang ditemui selama kegiatan enkapsulasi pesawat ruang angkasa," kata pejabat NASA, seperti dikutip Daily Mail, Kamis 25 Juni 2020.
Misi ini akan membawa wahana penjelajah Perseverance bersama dengan helikopter khusus Ingenuity. Keduanya akan dilibatkan pencarian tanda-tanda kehidupan mikroskopis masa lalu di planet merah itu dan menjelajahi geologi situs pendaratan Kawah Jezero.
Waktu peluncuran diperhitungkan dengan kesesuaian posisi Bumi dan Mars untuk memastikan waktu tempuh sesingkat mungkin. Jadwal harus ditetapkan paling lambat pertengahan Agustus jika NASA tak ingin menunggu dua tahun lagi untuk mendapatkan jarak dekat yang diinginkan. Penundaan dua tahun berarti pula menambah paling sedikit US$ 500 juta dari biaya misi senilai US$ 3 miliar.
NASA, seperti banyak lainnya, dipaksa untuk bekerja dari rumah selama pandemi virus corona Covid-19. Itu diakui menyebabkan kemunduran dalam pekerjaan. Dengan perencanaan peluncuran semula, Perseverance diatur untuk membuat pendaratan di Kawah Jezero Mars pada 18 Februari 2021.
Secara keseluruhan, Planet Mars telah delapan kali didarati pesawat ruang angkasa NASA. Misi Perseverance dan Ingenuity akan menjadi yang kesembilan dan akan menjadi yang pertama mengumpulkan sampel untuk dibawa kembali ke Bumi. .
NASA mengatakan misi ini juga akan menunjukkan teknologi utama untuk membantu mempersiapkan robot dan eksplorasi oleh manusia di masa depan. "Setelah 51 tahun yang lalu, NASA melakukan persiapan akhir untuk pendaratan pertama di Bulan," kata Administrator NASA Jim Bridenstine.
Tapi NASA tak sendiri dengan ambisinya itu. Cina dan Uni Emirat Arab juga sedang mempersiapkan pesawat ruang angkasa untuk diluncurkan ke planet yang sama pada pertengahan Agustus nanti. Badan Antariksa Eropa (ESA) dan Rusia Roscosmos juga dijadwalkan untuk mengirim penjelajah ExoMars Rosalind Franklin ke Planet Merah musim panas ini, tapi tertunda karena pandemi virus corona.
Pejabat ESA mengatakan tidak mungkin menyelesaikan semua pengujian dan adaptasi yang diperlukan secara tepat waktu untuk tenggat peluncuran Agustus. "Dan ini akan diluncurkan menjelang akhir 2022, waktu berikutnya Bumi dan Mars sejajar," katanya.
DAILY MAIL | SPACE