TEMPO.CO, Jakarta - Raksasa teknologi Microsoft menutup seluruh toko ritel di seluruh dunia dan menyatakan akan fokus pada pelayanan dan penjualan melalui platform digital. Keputusan itu diambil setelah mempertimbangkan pengalaman selama pandemi Covid-19 yang telah dijalani sejak awal tahun ini.
Dalam keterangan yang dibagikannya Sabtu 27 Juni 2020 disebutkan kalau tenaga penjualan ritel Microsoft akan terus melayani pelanggan dari fasilitas perusahaan. Juga menyediakan pelatihan dan dukungan dalam jaringan alias online.
Microsoft juga menyatakan akan terus berinvestasi di etalase digitalnya di Microsoft.com, dan toko-toko di Xbox dan Windows, yang menjangkau lebih dari 1,2 miliar orang di 190 pasar setiap bulannya. Perusahaan ini juga berniat menata kembali ruang yang melayani semua pelanggan, termasuk mengoperasikan Pusat Pengalaman Microsoft di London, New York, Sydney, dan lokasi kampus Redmond.
Penutupan lokasi fisik Microsoft Store akan memunculkan biaya pra-pajak sekitar 450 juta dolar, atau US$ 0,05 dolar per saham, yang akan dicatat dalam kuartal saat ini yang berakhir 30 Juni 2020. Biaya tersebut terutama meliputi penghapusan dan penurunan nilai aset.
"Penjualan kami telah tumbuh secara online karena portofolio produk kami telah berkembang menjadi sebagian besar penawaran digital, dan tim kami yang berbakat telah terbukti berhasil melayani pelanggan di luar lokasi fisik mana pun," kata Wakil Presiden Korporat Microsoft David Porter.
Dia menambahkan, "Kami berterima kasih kepada pelanggan Microsoft Store dan kami berharap dapat terus melayani secara online dan dengan tim penjualan ritel kami di lokasi perusahaan Microsoft."
Sejak beberapa lokasi Microsoft Store ditutup pada akhir Maret karena pandemi Covid-19, Microsoft mengaku telah membantu usaha kecil dan pelanggan pendidikan yang berubah secara digital; melatih ratusan ribu pelanggan perusahaan dan pendidikan tentang pekerjaan jarak jauh dan perangkat lunak pembelajaran; dan membantu pelanggan dengan panggilan dukungan.
Tim ritel juga mendukung komunitas dengan menjadi tuan rumah bagi lebih dari 14 ribu lokakarya online dan kamp musim panas dan lebih dari 3 ribu wisuda virtual. "Evolusi tenaga kerja kami memastikan kami dapat terus melayani pelanggan dari semua ukuran ketika mereka sangat membutuhkan di tengah bekerja dari jarak jauh beberapa bulan terakhir ini," kata Porter sambil menambahkan selama ini Microsoft melayani dengan menggunakan 120 bahasa yang berbeda.
Dengan pertumbuhan signifikan melalui etalase digitalnya, termasuk Microsoft.com, dan gerai di Xbox dan Windows, Microsoft akan terus berinvestasi dalam inovasi digital di seluruh perangkat lunak dan perangkat keras. Layanan baru termasuk dukungan obrolan video 1:1, video tutorial online, dan lokakarya virtual dengan lebih banyak solusi digital yang akan datang.
"Ini adalah hari baru untuk bagaimana anggota tim
Microsoft Store akan melayani semua pelanggan," kata Porter menambahkan.